Selayaknya maya yang sepi tersudut Rapuh menyiksa batin terhempas dari keramaian Aku kini sendiri sambil berpura menepis setiap tetes air mata dan malam turut membalut kegelapan dijiwa ini Rabb, mengapa sepertinya kau menamparku Hingga rasanya sepedih ini, terpuruk memeluk tangis Rabb, mengapa aku merasa terjatuh dari puncak menuju kesakitan Yang seakan menanti penuh nafsu untuk membuat raga ini menangis Peluk hamba rabb, kembali satukan tanganMU dengan jiwa ini Tepis rasa takut dan sendiriku dengan cara TerbaikMU Aku terlihat mengecil selayaknya debu tanpaMU Ku mohon biaskan kembali sukma cinta yang terindah dari MU Aku menguntai bait do’a dimalam ini Syahdu menghunus hingga rusukku yang terdalam Maafkan aku merasa begitu tak berarti Aku yakin dengan kerendahan hati ku bahwa Engkau tengah mengamatiku Amatilah aku selalu Ya Rabb, perkenankan mata indahMU tuntun setiap jalanku Perkenankan hatiMU untuk memaafkanku Selalu Perkenankan tangan