Skip to main content

Jogja Di Penghujung Maret #Ngayogyakarta



Hari itu, malam tepatnya .. saat dimana kami para anggota Tim Rekam Sidang mengadakan meeting awal tahun 2014, ahh.. tidak terasa sudah setahun aku menjadi anggota tim yang diprakarsai oleh “KPK” . Sebuah institusi yang namanya begitu digadang-gadangkan dalam melawan Tindak Pidana Korupsi.  Setahun itu pula dengan suka cita sebagai seorang mahasiswa Hukum, aku bersama tim lainnya merekam jalannya persidangan Tipikor yang disidangkan di pengadilan Tipikor Tanjung Pinang. 

Masih ku ingat bagaimana peluh ini berjatuhan saat langkah berlarian kearah kapal untuk keberangkatan pertama . Yaaa.. perekaman sidang ini mengharuskan kami menyeberangi laut menuju Tanjung Pinang. Masih jelas juga diingatanku bagaimana dengan bergegas kami menyusun kembali alat rekam dan berkejaran ke arah pelabuhan sebelum last ferry kembali ke Batam atau seperti halnya anggota tim lain yang harus menginap karena jadwal persidangan hingga malam hari.. Buatku ini tidak lain merupakan pengabdian meski tak seberapa namun aku selalu yakin bahwa tidak ada satupun tindakan yang sia-sia .

Mengapa Jogja ? karena meeting malam itu mengagendakan pelatihan rekam sidang yang akan dihadiri oleh seluruh universitas di  Indonesia yang tergabung dalam daftar anggota KPK di Jogjakarta. Dan Fakultas mengamanahkan 1 dari 3 peserta itu adalah aku. Sungguh Rabb, aku bersyukur bisa kau perkenankan aku mengunjungi kota dengan 1000 cerita yang banyak aku dengar. Adalah 1 dari sekian kota yang begitu ku ingini. 

Tanggal 26 Maret ’14 penerbangan kumulai pukul 08.55 menuju Jogjakarta sebelumnya transit di Jakarta, banyak angan dan khayalan yang lebih dahulu aku terbangkan ke kota pelajar tersebut. Aaahh.. rasanya ingin segera ku hirup udara jogja tanpa ingin menghembuskannya.. aku tak sabar disapa oleh ramainya kedamaian disana, tak sabar mendengar merdu suara hentakan kaki kuda, tak sabar diklakson bell dari becak di Malioboro, tak sabar menawar harga para penjaja, tak sabar mengamati Jogja di Malam hari. Aku berteriak tak sabar sesaat mengenakan belt sebelum pesawat take off dan mengagungkan AsmaNYA sebelum ku dengar suara deru mesin pesawat.

Mengamati Jogja dari langit Tuhan, sungguh aku berdecak kagum sambil melemparkan pandanganku jauh ke setiap sisi yang mampu ku lihat dari jendela pesawat. Hijau, berbentuk kotak-kotak, awan yang seakan bersahabat dengan langit dan aahh.. apakah itu gunung ? entah itu gunung apaa. Aku mengiranya gunung karena begitu tampak gagah diantara yang lain meski sedikit kabur diselimuti awan putih diatasnya, sapaan pramugari Garuda yang menawarkan minuman mengagetkan lamunanku kala itu. 

Bandara Adisutjipto Jogjakarta, terlihat tampak teduh dan begitu sederhana. Aaaah. Aku pikir anganku bahkan sudah terbang jauh saat itu. Dan aku pun menyempatkan diri mengabadikan moment saat pertama kali kaki ini dengan tulus menyentuh bumi Jogjakarta,  Bandara Adisutjipto Jogjakarta yang tertulis kokoh di atap yang kecoklatan. Hal sama yang aku lakukan saat pertama kali aku menginjakan kaki di Anambas 2013 lalu.

Berderetan ruko dan toko di sepanjang kanan dan kiri jalan, mataku tak habisnya mengamati setiap tulisan apapun yang bisa kubaca, memperhatikan seorang lelaki tua mengayuh ontel dipinggiran jalan. membaca setiap nama toko di sisi kanan jalan. Membaca spanduk unik bertuliskan “Jebulle jogja istimewa yho lee “ dengan berlatar poster Pak Soeharto yang dipajang didepan toko yang tutup.  Avanza hitam yang kutumpangi terus melaju menuju Ibis Styles Hotel. 

Supir pun mengantarkan kami ke Ibis Hotel, namun ternyata hotel ibis yang kami maksud adalah di Jln. Dagen dan ternyata ada 2 hotel ibis di Jogja, aku melihat ada juga mahasiswa dari universitas lain yang salah hotel dan berjalan keluar . Aku hanya terbahak sambil memanggil kembali supir yang telah melaju sesaat menurunkan kami dihotel yang salah . 

Dan akhirnya, kami tiba di Ibis Styles Hotel. Begitu full colour menghiasi sudut hotel. Kamarku di lantai 2 nomor 227. Akhirnya… Aku merebahkan diri sejenak sambil bersyukur untuk ridho dan banyaknya nikmat yang Tuhan bagi untukku saat itu.

Aku mengambil blackberry hitamku kemudian bergegas membuka menu BBM untuk mengabari adikku dan pasanganku bahwa aku telah tiba dihotel dan melemparkannya kembali ke kasur berselimut putih yang dihiasi bantal kecil berwarna ungu, hijau dan orange. Aku mengamati setiap sudut dikamar itu. Toilet yang berdindingkan kaca, langit2 yang berstickerkan arah kiblat dan yang buatku bangun dari rebahku adalah jendela yang menghadap ke luar. Aku berdiri dan menatap dengan perlahan tiap genting rumah didepan kamarku. 

Siangnya jogja begitu khas kala itu, cerah dan damai . dengan tenang aku memandangi setiap sisi indah dari jendela kamarku. Aaah.. akhirnya.. sambil pejamkan mata diiringi helaan nafas dan senyuman yang sesaat mata ini kembali terbuka aku merasakan kenyamanan yang tiada tara.

Aku sengaja menyiapkan pikiran dan tenaga ku hanya tentang KPK, dan Jogja saat itu. Meski tetap mengemban amanah dari kerja dan kuliahku. Hahaha, karena yang aku pikirkan adalah bagaimana menghirup udara Jogja tanpa ingat udara di Kota kelahiranku, egois memang. Tapi aku hanya tak ingin menyia-nyiakan waktuku di kota pelajar ini. 

Aku bergegas menaruh barang-barang, sambil masih tersenyum. Ting tong ting tong, suara BBM membuyarkan senyumku, dan aku bergegas membalas balasan chat dari beberapa temanku. Aku berjalan penuh menyambar handuk dan membasuh seluruh tubuhku , di Toilet berdindingkan kaca itu.
###

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diha

Yuk, Kenali Emosi !

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  Hari ini di CH GaMa mengadakan BIRU "Bincang Seru" terkait emosi, kali ini materi dipaparkan langsung oleh yang ahli di bidang psikologis yakni Mbak Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi yang juga adalah warga di CH kami . Sesuai goal kami pada Project Passion yaitu, menjadi ibu bahagia dan mampu cerdas kelola emosi, mengenal emosi dan cara meregulasinya adalah hal yang penting untuk kami pelajari, tak hanya cukup sampai dipelajari, kami pun harus mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, PR besar ini untuk bisa terus istiqomah.  Yuk, kita kenalan sama yang namanya emosi ini. Jadi  Emosi  adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.  Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.  Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa s enang  mengenai sesuatu, marah  kepada seseorang, ataupun takut  terhadap sesuatu.  Ternyata emosi itu tidak hanya berupa marah loh, ada juga emosi positif yan

Buddy Review Jurnal 1 'Identifikasi Masalah'

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai hai, gimana sudah membaca postingan sebelumnya terkait identifikasi masalah? ada yang relate kah ?,gamifikasi seru kali ini dikelas bunda shalihah adalah " buddy review". Masya Allah ,mendapatkan teman review seperti ini ternyata ada hikmah besar, apa iya ini bagian dari ikhtiar kita agar mampu mencari keping-keping solusi atas masalah yang kita hadapi? atau hadirnya teman review sebagai risalah diri agar lebih semangat menghadapi tantangan? Siapa buddy review saya? beliau adalah Mbak Heru Pratiwi dari regional Karawang, mbak Heru ini juga teman seangkatan saya di kelas bunda produkti dan pernah beberapa kali bersapa. Menuliskan jurnalnya di google doc, berikut ini hasil review saya terhadap jurnal mbak Heru.  Apa yang Sudah Baik di Jurnal Buddy? Menurut saya, mbak Heru sudah mampu menganalisa dengan baik tentang apa masalah yang tengah ia hadapi, sehingga masalah bisa diidentifikasikan dengan jelas.  Masalah yang mbak