Skip to main content

Pempek Perjuangan By Mamak dan Mbak Kiyya

 Bismillah,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Masya Allah tabarakallah, kali ini rangkaian kegiatan pada acara "Generasi Cinta Bumi" yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional Batam adalah tentang "Lomba Membuat Kudapan Tradisional Untuk Anak". Kami pun ikut memeriahkannya dengan membuat makanan khas Palembang yaitu Pempek. 

Loh, kok judulnya jadi pempek perjuangan ? apa dibuatnya di jembatan Ampera ? atau ikan yang digunakan hasil pancingan sendiri ? wkwkw.. percayalah teman-teman, buat pempek ini benar-benar penuh perjuangan. 

Jadi, memilih makanan tradisional ini awalnya karena pempek merupakan makanan favorit keluarga, bahkan sejak kecil mama selalu membuatkannya untuk kami. Qadarullah ada stock ikan tongkol di kulkas, meskipun berbeda dari resep, gpp deh, bukan mamak orangnya kalau ga anti mainstream wkwkw.

Hari ahad kami mulai mengeksekusi rencana membuat pempek, perjuangan pun dimulai. Setelah pulang dari warung untuk membeli aneka bahan, kami pun bergegas memulai memasak. Saat menghaluskan ikan tiba-tiba blender mati, waduh.. kenapa ini ?. Pak suami pun memeriksa blender dan mulai memperbaikinya namun qadarullah blendernya memang rusak, mungkin konslet. Ntahlah mood memasak mamak jadi ambyar .. wkwkw..

Meski memasak bukan passion mamak, tapi mamak berusaha dengan segenap tenaga, hati dan cinta untuk tak menyerah. Saya pun berinisiatif meminjam chopper tetangga dan akhirnya ikan pun selesai diblender. Okee, one step closer wkwkw.

Kemudian kami lanjutkan mengaduk tepung dan membentuknya menjadi pempek. "kok adonannya kayak ga nge-set ya" pikirku. Ya udah lah ya, gas poll terus tambahin tepung lagi dan akhirnya bisa terbentuk. Bentuknya layaknya pempek ? Oh, tidak segampang itu fulanah, feeling udah ga enak karena seingat mamak dulu, pempek yang mama buat enak banget ngebentuknya ini kok meleot kayak karet kerendam minyak wkwkw.. 



Mbak Kiyya bantu bentuk adonan


Gpp deh, bismillah pikirku, kemudian pempek meleot tadi langsung direbus di air mendidih dan Alhamdulillah berbentuk. jadi berhasil bentuk pempek apa ? Oh, jangan ditanya mak, cuma buat bentuk panjang dan bulan, iya kek angka 10. Itu aja udah bersyukur masih berbentuk haha.

Buat cukonya gimana ? Alhamdulillah ini berjalan lancar, walau kepedesan jadi harus tambahin gula lagi.. kok bisa sih mak ? iya mamak masak ga liat resep detail. Ini sebenarnya masalah pada diriku suka bereksperimen sendiri, berasa punya feeling kek chef hebat wkwkw.. 

Kemudian goreng pempek dan dicoba, Alhamdulillah gurih ikan terasa walau warna agak kehitaman karena menggunakan ikan tongkol. Cuma.......... kok pempeknya agak keras ya, kan di resep ga pake tepung terigu, cuma tapioka. Eh, sebentar liat resep lagi. Lah.. tepung sagu rupanya. Ya Allah, mamak ke warung tadi liat tepung tapioka yang merk nya sama dengan resep tak kira sama. Ok Fix, apa yang harus dilakukan yak. Mamak pun merebus kembali pempek agak lama lalu goreng kembali dan Alhamdulillah agak lembut. 

Mbak Kiyya pun suka pempeknya walau agak kesulitan mengunyah karena memang agak sedikit keras, Maaf ya nak, namanya juga pempek perjuangan haha.. Esok harinya dengan bangga, mamak membawakan pak suami bekal pempek ini. Hari ahad kemarin aja udah keras apalagi berselang sehari ya, tapi nanti ditanya kok ndak dibawain. Ya udah bismillah. 

Qadarullah Pak suami makan di sore harinya. Aduuh.. makin keras lah itu pikirku. Dan memang benar saudara-saudara hahaha.. Eh, tapi tiba-tiba ada temen Pak Su di kantor bertanya sedang makan apa ? "Pempek nih, tapi agak keras Pak", "gpp deh sini saya mau" jawab teman Pak Su santai. Dan taukah endingnya ? Habis juga tuh pempek keras wkwkw.. Alhamdulillah. 

Okey, hikmah yang bisa dipetik adalah jangan sok PD wkwkwk. eh bukan, maksudnya kalau mencoba hal baru boleh, tapi follow the recipe ya wkwkw, Pempek perjuangan habis juga akhirnya walau makannya juga penuh perjuangan ngunyah haha.. 

Inilah penampakan pempeknya gaes, lumayan ya hehe.. Masya Allah, meski penuh perjuangan tapi Alhamdulillah worth it, ga akan belajar kalau ga mencoba kan, jadi tau kan tepung tapioke ternyata beda sama tepung sagu hehe, jadi next masih mau buat pempek mak ? Ohh, tentu.. mamak kan pantang menyerah haha..




Oh iya, resep bener nya ini ya guys. 

homemade pempek 

recipe cc @xanderskitchen

recook @linagui.kitchen 

bahan:

500 gr daging ikan tenggiri, haluskan

350 ml air es (aku pakai 250ml saja)

400 gr tepung sagu tani

3 siung bawang putih, haluskan

3 sdt garam / secukupnya

2 sdt gula / secukupnya

sagu secukupnya untuk baluran tangan


bahan untuk isi:

telur ayam (ambil kuning dan sedikit putihnya)


cara membuat:

1. haluskan daging ikan tenggiri menggunakan food processor/chopper, masukkan ikan yg sudah dihaluskan ke dalam wadah.

2. tambahkan bawang putih, garam, gula secukupnya. tuang air sedikit2 sambil aduk rata sampai halus tidak bergerindil.

3. masukkan tepung sagu sedikit demi sedikit, aduk rata dgn sendok kayu.

4. balur tangan dgn tepung sagu, ambil sebagian adonan lalu bentuk contong, buat lubang dan masukkan 1 butir kuning telur+sedikit putih telurnya. tutup rapat adonan pempek.

5. rebus pempek sampai matang di air mendidih. angkat dan tiriskan.

6. pempek kapal selam makin nikmat disantap dgn cuko mie dan timun. juga taburan bubuk ebi


kuah cuko

resep @linagui.kitchen

bahan :

450 ml air

150 gr gula merah

10 gr asam jawa (larutkan dgn 1sdm air dan saring)

2 siung bawang putih (haluskan)

2 buah cabe merah keriting (selera)

1 sdt bubuk ebi

1 sdt cuka masak

kaldu jamur, garam sesuai selera

cara membuat :

1. didihkan air, masukkan gula merah & rebus hingga mendidih sampai gula larut. saring

2. didihkan kembali air rebusan gula merah, masukkan bawang putih,cabai merah halus,air asam jawa,cuka masak dan bubuk ebi.

3. beri kaldu bubuk / garam sesuai selera. masak hingga mendidih. angkat & dinginkan


#generasicintabumi

#institutibuprofesional

#kuetradisional

Comments

Popular posts from this blog

With Nona Papua (Kak Vio Fatubun) :*

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum ses...

Puisi Harapan

Seberkas Cahaya Oleh : Bayu Indah Pratiwi Arakan mega tergerai dibatas senja Menyiratkan warna emas nan manja Dalam sujud penuh iba ku menghamba Agar kasih ini berlabuh kepadanya Ku untai aksara mesra tentangnya Mengalun merdu penuh bahagia Aku hanya mampu mengadu pada pemilik cinta Berharap Khalik satukan kita Tirai asa dan cita ku patrikan Mengurai mimpi menjadi nyata Menyulap sepi menjadi riuh tawa Membingkai harapan penuh do'a Agustus 2015 akad terucap dalam khidmat Linangan haru mengalir sesaat Dalam renda cinta yang teramat Dalam bulir kasih yang tersemat Kisah ini anugerah untukku Menyisakan bahagia yang tak lekang oleh waktu Berjelaga dalam hidup yang berliku Menggapai harap di barisan sajakku Kini, izinkan aku menemani hari mu Mengubah gulana menjadi Renjana Memintal intensi hingga tutup usia Merajut harap bercita jannah Wahai Rabb, izinkan aku mencinta Mendamba hasrat halal nan sakinah Beriringan menapaki denyut kehidupan Bersa...