Masih lekat dalam ingatan tentang bagaimana hati ini mengharu biru dan degup jantung yang kian tak beraturan ketika melihat dua garis di benda pipih berwarna putih itu. Allahu Akbar, benarkah aku hamil Ya Rabb ? Benarkah aku akan menjadi seorang ibu ?
Butiran hangat mengalir di pipi sambil mengucap syukur bahwa Allah mempercayaiku, Allah berkehendak atas kehamilanku.
Ku melangkah menuju kamar sembari menata hati agar tenang mengabarkan berita bahagia ini kepadanya, sosok yang sebentar lagi menyandang gelar ayah.
"Sayang, selamat ya. Engkau akan menjadi ayah sebentar lagi", ucapku penuh lirih seraya tersenyum dan menyerahkan benda pipih putih itu.
"Ya Allah, Alhamdulillah. Kamu bener hamil yank?", Tanyanya memastikan aku tak sedang bercanda.
"Iya mas, Alhamdulillah Allah menganugerahi janin di perutku". Rasa syukurku kini tak terbantahkan lagi. Hanya diri ini, suamiku dan Allah yang tahu bagaimana bahagianya aku saat itu.
Malamnya, kami segera bergegas ke Dokter untuk memeriksakan kandungan. Berdua dibawah temaram bulan dan sendunya angin kami kembali memintal kenangan, tepat tiga bulan lalu ikrar cinta kami kepada Allah terucap. Jum'at 14 Agustus 2015 Allah izinkan cinta ini halal, aku dan dia menyatu dalam kepingan kasih yang telah Allah takdirkan. Kini, Allah kembali beri rasa bahagia lewat kehamilanku.
Setelah memeriksakan kandungan, dokter berpesan agar dua minggu lagi bisa datang kembali, karena saat ini baru terlihat penebalan rahim. Ahh, dua minggu terasa lama dan aku harus bersabar.
Keseharianku kini berbeda, aku menjadi rajin membaca artikel tentang kehamilan, tentang persalinan dan banyak lagi. Aku harus memberikan yang terbaik untuk anakku dengan mencari informasi dan ilmu seputar kehamilan.
Bersambung …..
Comments
Post a Comment