Skip to main content

Dia ....


Lesung pipi di pipinya memang sudah tak lagi halus bahkan agak terlihat kasar namun tetap, aku tahu ia tetap manis bahkan hingga kini sudah terlalu banyak guratan tua yang mendera wajahnya namun begitu khas menyapa ku setiap hari.

Jalannya yang masih selalu kuat meski agak berat dimataku namun  aku yakin setiap jengkal tapakan kakinya selalu berbuah nasi untukku dan untuk aku bisa merasakan indahnya dunia, meski harus menyaksikan peluhnya menyapu bumi, meski selalu ku saksikan lelahnya menjadi teman hidupnya. 

Mungkin baru sekarang aku bisa berpeluh untuknya, itu pun ku yakin tak sebanding dengannya yang telah berpuluh-puluh tahun membiarkan raga dan jiwanya untuk selalu ada buat ku, anak pertamanya yang selalu ia cintai bahkan rela menjadi kuli dunia hanya untuk memuaskan kebutuhan duniaku..

Ayah, sosok tangguh yang begitu hebat lebih dari seorang pahlawan yang begitu keras lebih dari karang yang bisa kuatkan hidup ku hingga kini. Kini ia tengah lelap saat postingan ini ku buat, Ya Allah sungguh wajahnya begitu lelah, ayunkan tanganMU Rabb untuk selalu belai wajah lelahnya.

Saat Fajar mulai sibuk menaiki panggung dirinya, ketika burung mulai bertasbih menyapa pagiku, saat embun tengah bening di batas pagi, aku tahu saat itu kau telah terjaga dari tidurmu, untuk sekedar bersujud kepadaNYA, dan kau tak pernah lupa membangunkan tidurku, buah hatimu yang masih saja mungil,kecil dan manja dimata mu padahal aku sudah menyulitkan hidupmu selama 20 tahun lebih.

Ayah yang masih saja mau menyuapiku saat makan malam, masih saja mau mengantarkan ku kerja. Sungguh kau berikan aku sosok sempurna seperti ayahku, memang dia tak pernah berujar sayang dan cinta kepadaku anak nya, dia juga urung memelukku. Tapi, Ya Allah semua tindakannya menyiratkan kasih sayang yang tak terhingga, aku bisa merasakan cintanya yang teramat padaku.

Keruh air serasa bening dihadapku saat senyum itu mengembang di wajahnya, sejuk merangkul tubuhku. Dunia pun tak bisa lukiskan betapa sayangnya aku kepadanya dan begitu sebaliknya.

Kadang aku sedih, ketika melihatnya berjalan penuh beban, kadang dia menghela nafas panjang. Aku tahu dia menyimpan begitu banyak keluh, meski selalu merahasiakannya dihadapku. Aku sadar semua itu, tetapi aku masih saja selalu menyakitinya, tak urung ia sedih tapi masih saja lekukan lesung pipinya terlihat begitu dalam meski tak selebar saat ia bahagia.

Sejagat ini tak bisa pancarkan betapa kau mengasihiku ayah, namun aku bisa merasakannya, aku bisa menghirupnya. Sampai detik ini meski selalu kesalmu yang ku cipta tapi aku berjanji ayah, hingga saatnya nanti perkenankan aku muliakanmu, balas peluh mu, walau tak kan pernah sebanding dengan perak sosokmu yang begtu mengkilat dihatiku.

Ya Allah,perkenankan aku menyanyikan untaian Do’a untuk raja hatiku, perkenankan aku untuk menyebut namanya di buaian do’aku dan ku mohon Kau Perkenankan juga tuk kabulkan semua asa dan harap, semua bahagia dan cinta untuk ku dan ayahku.

Meski raga dan jiwa ini masih belum mampu tuk gantikan perih dan kesahnya Rabb, perkenankan dia bisa bahagia memiliki buah hati sepertiku. Karena dia teman,sahabat,dan ayah yang begitu ku cinta.

Walau aku masih bersahaja dalam membahagiakannya ku Mohon Kau Sempurnakan bahagianya Rabb, buat dia selalu tertawa dalam damainya hidup, karena aku rapuh melihat sedihnya, dan aku tak ingin.

Ku mohon satukan hidupnya dengan wanita terindah yang melahirkanku, dan kelak menjadi pasangan yang bisa menapakkan kakinya disurgaMU Rabb..
Dekap tubuhnya, sapa lembut hari-harinya Rabb, jangan biarkan dia sendiri tanpaMU Rabb..
Aku bersama kesahajaanku akan selalu menyemangati hari-harinya, aku akan selalu menjaga nya dalam indah nikmatMU Rabb..

Sayangku tak terkira hanya untuknya, Ayahku yang begitu ku sayang.. !!

Comments

Popular posts from this blog

With Nona Papua (Kak Vio Fatubun) :*

Puisi Harapan

Seberkas Cahaya Oleh : Bayu Indah Pratiwi Arakan mega tergerai dibatas senja Menyiratkan warna emas nan manja Dalam sujud penuh iba ku menghamba Agar kasih ini berlabuh kepadanya Ku untai aksara mesra tentangnya Mengalun merdu penuh bahagia Aku hanya mampu mengadu pada pemilik cinta Berharap Khalik satukan kita Tirai asa dan cita ku patrikan Mengurai mimpi menjadi nyata Menyulap sepi menjadi riuh tawa Membingkai harapan penuh do'a Agustus 2015 akad terucap dalam khidmat Linangan haru mengalir sesaat Dalam renda cinta yang teramat Dalam bulir kasih yang tersemat Kisah ini anugerah untukku Menyisakan bahagia yang tak lekang oleh waktu Berjelaga dalam hidup yang berliku Menggapai harap di barisan sajakku Kini, izinkan aku menemani hari mu Mengubah gulana menjadi Renjana Memintal intensi hingga tutup usia Merajut harap bercita jannah Wahai Rabb, izinkan aku mencinta Mendamba hasrat halal nan sakinah Beriringan menapaki denyut kehidupan Bersa...

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum ses...