Lesung pipi di pipinya memang sudah tak lagi halus bahkan
agak terlihat kasar namun tetap, aku tahu ia tetap manis bahkan hingga kini
sudah terlalu banyak guratan tua yang mendera wajahnya namun begitu khas menyapa
ku setiap hari.
Jalannya yang masih selalu kuat meski agak berat dimataku
namun aku yakin setiap jengkal tapakan kakinya selalu berbuah nasi untukku dan untuk aku bisa merasakan indahnya dunia,
meski harus menyaksikan peluhnya menyapu bumi, meski selalu ku saksikan
lelahnya menjadi teman hidupnya.
Mungkin baru sekarang aku bisa berpeluh untuknya, itu
pun ku yakin tak sebanding dengannya yang telah berpuluh-puluh tahun membiarkan
raga dan jiwanya untuk selalu ada buat ku, anak pertamanya yang selalu ia
cintai bahkan rela menjadi kuli dunia hanya untuk memuaskan kebutuhan duniaku..
Ayah, sosok tangguh yang begitu hebat lebih dari seorang
pahlawan yang begitu keras lebih dari karang yang bisa kuatkan hidup ku hingga
kini. Kini ia tengah lelap saat postingan ini ku buat, Ya Allah sungguh
wajahnya begitu lelah, ayunkan tanganMU Rabb untuk selalu belai wajah lelahnya.
Saat Fajar mulai sibuk menaiki panggung dirinya, ketika
burung mulai bertasbih menyapa pagiku, saat embun tengah bening di batas pagi,
aku tahu saat itu kau telah terjaga dari tidurmu, untuk sekedar bersujud
kepadaNYA, dan kau tak pernah lupa membangunkan tidurku, buah hatimu yang masih
saja mungil,kecil dan manja dimata mu padahal aku sudah menyulitkan hidupmu
selama 20 tahun lebih.
Ayah yang masih saja mau menyuapiku saat makan malam, masih
saja mau mengantarkan ku kerja. Sungguh kau berikan aku sosok sempurna seperti
ayahku, memang dia tak pernah berujar sayang dan cinta kepadaku anak nya, dia
juga urung memelukku. Tapi, Ya Allah semua tindakannya menyiratkan kasih sayang
yang tak terhingga, aku bisa merasakan cintanya yang teramat padaku.
Keruh air serasa bening dihadapku saat senyum itu mengembang
di wajahnya, sejuk merangkul tubuhku. Dunia pun tak bisa lukiskan betapa sayangnya
aku kepadanya dan begitu sebaliknya.
Kadang aku sedih, ketika melihatnya berjalan penuh beban,
kadang dia menghela nafas panjang. Aku tahu dia menyimpan begitu banyak keluh,
meski selalu merahasiakannya dihadapku. Aku sadar semua itu, tetapi aku masih
saja selalu menyakitinya, tak urung ia sedih tapi masih saja lekukan lesung
pipinya terlihat begitu dalam meski tak selebar saat ia bahagia.
Sejagat ini tak bisa pancarkan betapa kau mengasihiku ayah,
namun aku bisa merasakannya, aku bisa menghirupnya. Sampai detik ini meski
selalu kesalmu yang ku cipta tapi aku berjanji ayah, hingga saatnya nanti
perkenankan aku muliakanmu, balas peluh mu, walau tak kan pernah sebanding
dengan perak sosokmu yang begtu mengkilat dihatiku.
Ya Allah,perkenankan aku menyanyikan untaian Do’a untuk raja
hatiku, perkenankan aku untuk menyebut namanya di buaian do’aku dan ku mohon
Kau Perkenankan juga tuk kabulkan semua asa dan harap, semua bahagia dan cinta
untuk ku dan ayahku.
Meski raga dan jiwa ini masih belum mampu tuk gantikan perih
dan kesahnya Rabb, perkenankan dia bisa bahagia memiliki buah hati sepertiku. Karena
dia teman,sahabat,dan ayah yang begitu ku cinta.
Walau aku masih bersahaja dalam membahagiakannya ku Mohon
Kau Sempurnakan bahagianya Rabb, buat dia selalu tertawa dalam damainya hidup,
karena aku rapuh melihat sedihnya, dan aku tak ingin.
Ku mohon satukan hidupnya dengan wanita terindah yang
melahirkanku, dan kelak menjadi pasangan yang bisa menapakkan kakinya disurgaMU Rabb..
Dekap tubuhnya, sapa lembut hari-harinya Rabb, jangan
biarkan dia sendiri tanpaMU Rabb..
Aku bersama kesahajaanku akan selalu menyemangati
hari-harinya, aku akan selalu menjaga nya dalam indah nikmatMU Rabb..
Sayangku tak terkira hanya untuknya, Ayahku yang begitu ku
sayang.. !!
Comments
Post a Comment