Skip to main content

Hari Ke-12 Game Level 11 "Merawat Fitrah Seksualitas Anak"



*Pengertian Gender*

Menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya, serta dapat berubah seiring waktu.

Dari pengertian gender di atas, gender adalah sesuatu yang terbentuk secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan. Gender cenderung merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan dan laki-laki dalam masyarakat tertentu.

Dalam konsep gender, terdapat istilah yang disebut dengan identitas gender dan ekspresi gender. Identitas gender adalah cara pandang seseorang dalam melihat dirinya, entah sebagai perempuan atau laki-laki. Sedangkan ekspresi gender adalah cara seseorang mengekspresikan gendernya (manifestasi), melalui cara berpakaian, potongan rambut, suara, hingga perilaku.

Gender umumnya dideskripsikan dengan feminim dan maskulin. Anda mungkin diajarkan bahwa laki-laki harus perkasa, kuat, dan tidak boleh cengeng. Sementara itu, perempuan cenderung diajarkan untuk bersifat lemah lembut dan keibuan. Sifat ini bisa dipertukarkan, bahwa laki-laki boleh bersifat lembut, dan perempuan bersifat tegas.

Peran gender dan stereotip gender juga bersifat sangat cair dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
*Apa perbedaan seks dan gender?*

*Gender* adalah karakteristik pria dan wanita yang terbentuk dalam masyarakat. Sementara itu, *seks atau jenis kelamin* adalah perbedaan biologis antara pria dan wanita. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik.

Seseorang memiliki seks atau jenis kelamin sebagai perempuan, apabila ia memiliki vagina dengan 46 kromosom XX. Sedangkan pria memiliki organ reproduksi berupa penis dengan 46 kromosom XY.

Seks terbentuk dengan alami, dapat dilihat sejak seorang individu lahir. Sedangkan gender dibentuk oleh sosial dan budaya.

Seks cenderung tidak bisa dipertukarkan, bahwa penis adalah milik laki-laki dan vagina milik perempuan. Sementara itu, gender bisa dipertukarkan. Misalnya, perempuan bisa bersifat maskulin dan laki-laki ada yang bersifat feminim.

*Tahapan Mengenal Gender pada Anak Usia Dini*

📎 Saat usia 12 bulan, anak-anak sudah mengenal perbedaan wajah ayah dan ibunya. 

📎 Lalu, menginjak usia 2 tahun, anak sudah bisa membedakan mainan, misalnya boneka untuk anak perempuan dan mobil-mobilan untuk anak laki-laki. 

📎 Saat usia 3 tahun, anak mulai penasaran secara fisik. Anak sering menyentuh alat kelaminnya sendiri. Ketika hal tersebut terjadi, orangtua tak perlu memarahinya, karena ini adalah salah satu fase perkembangan anak. Berikan penjelasan yang tepat tentang mengapa mereka tidak seharusnya melakukan hal itu.

📎 Saat memasuki usia 4 tahun, anak-anak sudah mulai mengerti konsep sederhana tentang gender. Hal tersebut terbukti ketika anak bermain. Anak laki-laki cenderung enggan main boneka. Sebaliknya, anak perempuan sangat senang bermain boneka.

📎 Pada anak usia dini, pengenalan gender terbatas pada perbedaan sifat dan perilaku antara laki-laki dan perempuan. Saat anak-anak sudah beranjak dewasa, pendidikan tentang gender ini berlanjut pada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan.


*Cara Mengenalkan Konsep Gender pada Anak*

Menurut Giddens (1989:158) konsep gender menyangkut tentang " Psychological,  social and  cultural differences between males and females ", yang artinya menyangkut psikologi, sosial dan budaya yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Gender memiliki kedudukan pada manusia antara laki-laki dan perempuan yang sesuai menurut sifat atau perannya, dan kepercayaan, norma adat istiadat yang ditetapkan oleh lingkungan masyarakat.

Gender perlu dikenalkan kepada anak dengan tepat, karena jika salah dalam pengenalannya akan berdampak pada perkembangan anak untuk masa depannya.

Mengenalkan gender kepada anak cukup membutuhkan upaya yang lebih. Cara mengenalkan gender pada anak yaitu:

1⃣ *Pola asuh*
Pola asuh sangat berpengaruh terhadap pengenalan gender. Jika orangtua tidak tepat dalam membelajari, maka akan berdampak pada masa depan anak. Contoh orangtua saat hamil menginginkan anak perempuan, ketika lahir ternyata anak laki-laki, dari bayi anak sudah diasuh dengan cara seperti merawat bayi perempuan bukan laki-laki. Disitu akan membawa dampak pada anak yaitu anak salah dalam penempatan gender, yang seharusnya berperilaku seperti laki-laki tetapi jadi seperti perempuan dan anak pasti bingung dengan peran yang seharusnya ada pada dirinya.

2⃣ *Melalui media*
Dengan media kita dapat mengenalkan gender terhadap anak dengan buku cerita, pilih buku cerita yang disukai oleh anak, meskipun dengan dibacakan anak-anak akan antusias mendengar cerita yang mereka sukai dan sambil bercerita orangtua dapat menanyakan tokoh dari cerita tersebut, apakah mirip dengan ayah atau ibu dan menanyakan hal-hal yang mengarah kepada perbedaan gender. Melihat film juga sebagai media pengenalan gender terhadap anak, sama halnya dengan buku cerita, tapi melihat film lebih membuat anak paham tentang apa itu gender, dan sebagai orangtua juga harus tetap mendampingi anak ketika melihat film.

3⃣ *Melalui permainan*
Anak-anak sangat suka dengan permainan, dengan permainan ini dapat kita ajarkan perbedaan gender itu seperti apa. Dengan bermain peran seperti menjadi ayah dan ibu, yang jadi ayah perannya yaitu bekerja sedangkan ibu perannya memasak, menjaga anak,dll. Permainan seperti ini akan memperkenalkan kepada anak apa peran dan tanggung jawabnya sebagai laki-laki dan perempuan.

Perlu diketahui kesetaraan gender juga perlu diajarkan, seperti dengan kata-kata ketika anak laki-laki jatuh tidak boleh menangis, sedangkan perempuan diperbolehkan. Dalam benak si anak akan berpikir kenapa anak laki-laki kalau jatuh gak boleh nangis sedangkan perempuan boleh. Disitu anak merasakan ketidakadilan, jadi kata-kata "anak laki-laki tidak boleh nangis" seharusnya diubah dengan "anak pintar, tidak boleh nangis ya". Tapi tetap orangtua memberikan pengertian bahwa seharusnya jadi laki-laki harus kuat tidak boleh cengeng dengan tutur kata yang tepat. Untuk anak perempuan sendiri juga diberi pengertian yang sama, karena arti gender sendiri seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa gender juga memiliki arti sifatnya dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.

4⃣ *Melalui Buku Cerita*
Anak-anak sangat suka belajar melalui dongeng atau cerita. Meski mereka belum bisa membaca sendiri cerita yang mereka inginkan, anak-anak sangat antusias ketika dibacakan cerita. Pilihlah cerita-cerita tertentu yang disukai anak. Setelah membacakan cerita, tanyakan hal-hal tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan, misalnya, “Tokoh ini mirip ibu atau ayah, kak?”

5⃣ *Lewat Film*
Selain buku cerita, film juga menjadi media yang tepat untuk mengenalkan konsep gender. Tontonlah film anak-anak yang menurut Anda relevan untuk ditonton si kecil. Setelah itu, buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konsep gender. Atau jika memungkinkan, minta anak-anak bertanya kepada Anda.

Berkaitan dengan pertanyaan anak tentang gender, berikanlah jawaban yang sederhana dan lugas. Jangan memberikan jawaban yang ambigu dan terkesan ditutup-tutupi. Hal tersebut justru akan memberikan salah pengertian pada anak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

#gamelevel11
#day12
#fitrahseksualitas
#kuliahbundasayang
Ibu profesional

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diha

Yuk, Kenali Emosi !

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  Hari ini di CH GaMa mengadakan BIRU "Bincang Seru" terkait emosi, kali ini materi dipaparkan langsung oleh yang ahli di bidang psikologis yakni Mbak Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi yang juga adalah warga di CH kami . Sesuai goal kami pada Project Passion yaitu, menjadi ibu bahagia dan mampu cerdas kelola emosi, mengenal emosi dan cara meregulasinya adalah hal yang penting untuk kami pelajari, tak hanya cukup sampai dipelajari, kami pun harus mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, PR besar ini untuk bisa terus istiqomah.  Yuk, kita kenalan sama yang namanya emosi ini. Jadi  Emosi  adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.  Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.  Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa s enang  mengenai sesuatu, marah  kepada seseorang, ataupun takut  terhadap sesuatu.  Ternyata emosi itu tidak hanya berupa marah loh, ada juga emosi positif yan

Buddy Review Jurnal 1 'Identifikasi Masalah'

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai hai, gimana sudah membaca postingan sebelumnya terkait identifikasi masalah? ada yang relate kah ?,gamifikasi seru kali ini dikelas bunda shalihah adalah " buddy review". Masya Allah ,mendapatkan teman review seperti ini ternyata ada hikmah besar, apa iya ini bagian dari ikhtiar kita agar mampu mencari keping-keping solusi atas masalah yang kita hadapi? atau hadirnya teman review sebagai risalah diri agar lebih semangat menghadapi tantangan? Siapa buddy review saya? beliau adalah Mbak Heru Pratiwi dari regional Karawang, mbak Heru ini juga teman seangkatan saya di kelas bunda produkti dan pernah beberapa kali bersapa. Menuliskan jurnalnya di google doc, berikut ini hasil review saya terhadap jurnal mbak Heru.  Apa yang Sudah Baik di Jurnal Buddy? Menurut saya, mbak Heru sudah mampu menganalisa dengan baik tentang apa masalah yang tengah ia hadapi, sehingga masalah bisa diidentifikasikan dengan jelas.  Masalah yang mbak