Skip to main content

Hujan, Aku Merindunya.

Gemuruh langit yang perlahan mencipta rintik hujan dengan sendu membawaku pada sebuah rindu, sajak rasa yang berbait indah dalam kenangan. 

Ah, kenangan itu begitu membekas laksana jiwa yang rindu akan pertemuan. Deraian air yang jatuh seakan mampu menggambarkan betapa sesaknya rindu ini, kepadanya. Seseorang yang kini penuh gurat tua di wajahnya, rambutnya bahkan tak lagi legam tapi yang aku yakini, senyumnya pasti masih saja teduh dan aku merindunya. 

Ayah, aku mengingat jelas bagaimana Aku perlahan mengangkat rok sekolahku dan beranjak naik ke motor tua mu, derasnya hujan seakan berlomba membasahiku . Aku pun dengan tergesa masuk ke dalam pelindung plastik sederhana yang kau buat dari sisa terpal. Sesederhana ini, setidaknya seragamku tetap kering. Ah, kau memang Ayah dengan sejuta ide, aku saja sering kehabisan kata.

Ayah, aku tahu air hujan begitu perih menerpa wajah lembutmu, tapi sedikitpun kau tidak memelankan laju motormu demi bisa segera sampai di sekolah. Sedangkan aku merunduk hangat dalam pelindung, aku bahkan tidak tahu sekolahku masih jauh atau tidak. 

Ayah, dalam hangat dibalik tubuh gagahmu ,  aku berdo'a. "Ya Rahman, kasihilah Ayahku. Bahagiakanlah ia, perkenankanlah jannahMU untuknya, Aamiin".  

Ayah, karenamu aku tiba tepat waktu disekolah, kau memang sejak lama bersahabat dengan hujan. Ku gapai tangan dinginmu yang memucat putih sembari mengucap salam takzim kepadamu. Aku menyesal bibir ini tak sempat mengucapkan terima kasih.

Ayah, mungkin dulu mata ini tidak mampu berkaca dan menyadari kebaikanmu, tapi sekarang ketahuilah ayah, air hangat mengalir perlahan di sudut mataku sesaat mengingat perjuanganmu. Sungguh, kau sangat berjasa. Aku angkuhkan kebanggaan akan mu kepada hujan, bahwa hujan tak mampu hentikan pengorbananmu untuk tak biarkan putri sulungnya kebasahan.

Ayah, aku merindumu, sederet kenangan tentangmu menggelayut mesra di pikiranku. Hujan telah berhasil menularkan sejuk kisah tentangmu yah.

Ayah, Aku merayu kepada sang pencipta hujan agar Ia menjaga dan melindungimu seperti kau melindungiku dari basah kala itu, rindu tentangmu ku suarakan lirihdalam hati. Ayah, aku ingin pulang ..



BIP
Karimun, 22 Juni 2020 *15.10 Wib



Comments

  1. Semoga corona segera hilang dan kita semua bisa mudik dengan aman dan bertemu ortu tercinta..aamiin.. :)

    ReplyDelete
  2. Aamiin ya Rabb.. semoga Allah segera pertemukan rindu yang berakar ini ❤️

    ReplyDelete
  3. Aamiin ya Rabbal alamiin..jejakan pertama di blogvmba BIP ��

    ReplyDelete
  4. Huhuhuhu... Aku bacanya dengan mata berkaca-kaca. Ingat Bapak juga. Semoga pandemi segera berlalu dan kita bisa berkumpul lagi bersama orang-orang tercinta.

    Keren mbak tulisannya 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, rindu ayah mbak.. aku anak yang paling dekat dengan sosok ayah jdi berasa banget🥺🥺

      Delete
  5. Semoga rindu-rindu kita segera terobati ya mba.
    Sehat selalu untuk ayahnya mba dan kita semua.

    ReplyDelete
  6. Aku berasa baca ceritaku sendiri..hiks.

    ReplyDelete
  7. Aamiin, gelar ayah memang begitu mulia ya mba, kata hebat sudah pantas tersemat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

With Nona Papua (Kak Vio Fatubun) :*

Puisi Harapan

Seberkas Cahaya Oleh : Bayu Indah Pratiwi Arakan mega tergerai dibatas senja Menyiratkan warna emas nan manja Dalam sujud penuh iba ku menghamba Agar kasih ini berlabuh kepadanya Ku untai aksara mesra tentangnya Mengalun merdu penuh bahagia Aku hanya mampu mengadu pada pemilik cinta Berharap Khalik satukan kita Tirai asa dan cita ku patrikan Mengurai mimpi menjadi nyata Menyulap sepi menjadi riuh tawa Membingkai harapan penuh do'a Agustus 2015 akad terucap dalam khidmat Linangan haru mengalir sesaat Dalam renda cinta yang teramat Dalam bulir kasih yang tersemat Kisah ini anugerah untukku Menyisakan bahagia yang tak lekang oleh waktu Berjelaga dalam hidup yang berliku Menggapai harap di barisan sajakku Kini, izinkan aku menemani hari mu Mengubah gulana menjadi Renjana Memintal intensi hingga tutup usia Merajut harap bercita jannah Wahai Rabb, izinkan aku mencinta Mendamba hasrat halal nan sakinah Beriringan menapaki denyut kehidupan Bersa...

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum ses...