Skip to main content

Pekan ke-4 Tahap Ulat-Ulat

Bismillah,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, setelah melewati perkenalan di dalam keluarga Manajemen Emosi, pada pekan ini kami para ulat di berikan kebebasan untuk melahap semua ilmu alias "all you can eat", tentunya para ulat harus melahap makanan yang sesuai dengan mind map dan tidak kekenyangan karena cemilan, hehe jadi makan besarnya harus sesuai dengan kebutuhan ya.

Sesuai dengan jadwal live sharing, perwakilan dari manajemen emosi yaitu Mbak Tarissa akan sharing tentang "Mengenal dan Mengelola Emosi", ilmu yang bisa saya rangkum adalah :

Emosi adalah perasaan yang dirasakan oleh manusia baik emosi positif misalnya bahagia, cinta sedangkan emosi negatif misalnya marah, sedih, cemas, dsb. Emosi merupakan fitrah yang telah Allah install didalam diri setiap manusia yang tentunya harus bisa kita kenali dan kelola dengan baik agar bermanfaat untuk diri kita jadi jangan sampai emosi yang mengendalikan manusia, karena emosi ini bisa menyebabkan sakit secara psikis dan fisik. Lalu bagaimana cara mengendalikannya.

  • Akui, akui jika memang kita sedang marah atau emosi kemudian sampaikan kepada Allah,ungkapkan kepada Allah misalnya, "Ya Allah, aku kesel banget sama suami, kok naruh baju kotor ga pernah ditempatnya" sambil istighfar dan ucapkan kalimat thoyyibah. Nah, saat beristighfar usahakan untuk tersenyum selama 7 detik karena dengan tersenyum hormon kebahagiaan akan tercipta. Jadi jangan istighfar sambil melotot ya, hehehe.. Ini benar-benar PR buat saya untuk bisa mempraktekkan cara ini, Ya Rabb.. ampuni aku.
  • Angkat, berdoa kepada Allah untuk mengangkat emosi dan marah kita, misalnya "Ya Allah, angkatlah emosi ku Ya Allah, tenangkanlah diriku". emosi ini tidak akan hilang karena ini merupakan fitrah, tapi minta kepada Allah untuk angkat emosi kita. Sekali lagi Mbak Tarissa menegaskan tentang manfaat kalimat Thoyyibah yang terbukti mampu menenangkan hati seperti anjuran Rasulullah.
Jadi, intinya adalah kita harus mampu kenali dan kelola emosi dalam diri. Akui dan berdoa kepada sang Maha pemilik emosi agar diberi ketenangan, ingatlah Allah dan mohon ampunan kepadanya, serta tersenyumlah maka kebahagiaan akan menyertai kita. Masya Allah, Ya ghofur, maafkan aku yang sering marah-marah, bahkan melotot dengan suara yang tinggi. Astaghfirullah, jadikanlah aku ibu dan istri yang lembut, sabar dan penuh cinta Ya Allah. Aamiin, huhuhu mewek.

Selanjutnya, live sharing yang kedua adalah dari Mbak Sarwendah yang berjudul "Hadir, Sadar, Sepakat. Sebuah Seni Kendali diri". Wah dari judulnya saja sudah menarik ya, setelah sebelumnya kita membahas tentang mengenal dan mengelola emosi maka di live sharing kali ini, Mbak Endah akan menjelaskan tentang seni kendali diri. Ilmu yang bisa saya rangkum adalah :

Karena emosi merupakan sebuah fitrah, jadi setiap diri harus mampu mengelola dan mengendalikannya agar emosi negatif tidak kemudian menguasi diri kita yang nantinya akan menimbulkan tindakan yang negatif pula, terlebih ddidalam keluarga. Lalu bagaimana agar mood selalu dibawah kendali kita ? Mbak Endah menuliskan beberapa cara berdasarkan pengalamannya yaitu :
  • Kegiatan Bermakna, Kegiatan bermakna bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai seorang individu. kegiatan bermakna ini diantaranya: Belajar, Berkarya, Tidak Multitasking (karena ternyata multitasking memiliki akibat yang kurang baik seperti penurunan IQ, penurunan fungsi kognitif), Meningkatkan kualitas ibadah dan Menuliskan gratitude journal atau jurnal syukur (bahwa ternyata dibalik kesulitan atau kesedihan yang kita rasakan hari itu, Allah memberikan banyak nikmat yang harus disyukuri, bahwa nikmat itu jauh lebih banyak dari rasa sedih dan amarah kita.

  • Relasi Bermakna, Relasi bermakna bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai makhluk sosial. Menyediakan waktu untuk orang yang kita cintai dan mencintai kita sehingga kita tidak menghabiskan waktu kita untuk diri kita sendiri semata. Disadari atau tidak, bersosialisasi atau terkoneksi dengan orang lain adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika tidak, tentu kita akan merasa “kurang”. Pemenuhan kebutuhan ini bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti : Menelepon orang tua, bersenda gurau dengan keluarga, ngobrol dengan tetangga dan teman, dsb.

  • Hadir, Sadar, Sepakat, yakni sepenuhnya hadir, sepenuhnya sadar dan sepenuhnya sepakat dengan apa yang sedang saya kerjakan : 1. Aku menikmati momen demi momen melakukannya, pikiran dan perasaanku ada di sana; 2. Aku mendapatkan kebaikan dari segala apa yang aku kerjakan, 3. Ya, ini pilihanku sendiri!, 4. Allah ridho dengan apa yang sedang aku kerjakan.

Jadi, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebenarnya emosi ini bisa kita kendalikan agar tidak memberiukan efek negatif pada diri kita misalnya, marah-marah,mood buruk yang kemudian akhirnya akan merugikan diri sendiri. 

Yuk, cari dan temukan apa saja kegiatan bermakna yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan mood kita, bisa banget loh teman-teman melakukan me time, menjalankan hobi yang bisa membangkitkan semangat dan hormon kebahagiaan. Kemudian, bagi beberapa orang yang senang bersosialisasi, ternyata emosi bisa kita kendalikan dengan menjalin relasi atau interaksi dengan orang lain. Nah, yang terakhir adalah hadir, sadar dan sepakat. Misalnya, saat kita sedang melakukan pekerjaan yang memang tidak kita suka, contohnya menggosok pakaian, alirkan afirmasi positif dalam diri, bahwa ini adalah pekerjaan baik yang memang harus aku lakukan dengan mengharap ridho dan pahala dari Allah, maka ikhlaskanlah hati ini saat menjalaninya. sehingga pemicu emosi tadi mampu kita redam bahwa ada ridho Allah yang sedang kita harapkan, maka bersabarlah, ikhlaslah. 

Masya Allah, ini tamparan buat saya yang selalu mengeluh dalam menghadapi pekerjaan domestik, saat melihat rumah berantakan sinyal emosi saya terkadang naik, maka istighfar, berta'awudz dan sepakat bahwa bisa jadi Allah siapkan pahala besar saat saya beberes rumah, berhusnudzhon kepada Allah. Allahu Rahman, Ampunkan dosa saya Rabb.

Live terakhir adalah dari Mbak Dian, yang berjudul "Bahas buku: Emotional Intellegence by Daniel Goleman". Berikut ini ilmu yang bisa saya rangkum :

Daniel Goleman menegaskan bahwasannya kecerdasan IQ bisa saja tidak berarti bilamana seseorang memiliki pikiran yang tidak jernih (EI yang rendah) dalam menghadapi permasalahan. Kadangkala emosi yang meledak dan tidak terkendali mengalahkan rasionalitas. Buku ini menunjukkan siapa saja dapat mengembangkan bakatnya/kemampuannya tanpa memandang tinggi rendahnya IQ, melainkan berdasar pada pengembangan EI. Sedangkan menurut Goleman, EI dapat diperoleh dan diperkuat atau dikembangkan oleh siapa saja tanpa memandang batas usia.

Cara kerja otak emosional pertama-tama sinyal visual dikirim dari retina ke talamus yang bertugas menerjemahkan sinyal itu ke dalam bahasa otak. Sebagian besar otak itu kemudian ke korteks visual yang menganalisis dan menentukan makana dan respons yang cocok; jika respons bersifat emosional, suatu sinyal dikirim ke amigdala untuk mengaktifkan pusat emosi. Tetapi, sebagian kecil sinyal asli langsung  menuju amigdala dari talamus dengan trasnsmisi yang  lebih cepat, sehingga memungkinkan adanya respons yang lebih cepat meski kurang akurat. Jadi, amigdala dapat memicu suatu respons emosional sebelum pusat-pusat korteks memahami betul apa yang terjadi.

#institutibuprofesional #hutankupukupucekatan #tahapulat #kebunapel #pertemuankeluargamanajemenemosi

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diha

Yuk, Kenali Emosi !

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  Hari ini di CH GaMa mengadakan BIRU "Bincang Seru" terkait emosi, kali ini materi dipaparkan langsung oleh yang ahli di bidang psikologis yakni Mbak Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi yang juga adalah warga di CH kami . Sesuai goal kami pada Project Passion yaitu, menjadi ibu bahagia dan mampu cerdas kelola emosi, mengenal emosi dan cara meregulasinya adalah hal yang penting untuk kami pelajari, tak hanya cukup sampai dipelajari, kami pun harus mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, PR besar ini untuk bisa terus istiqomah.  Yuk, kita kenalan sama yang namanya emosi ini. Jadi  Emosi  adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.  Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.  Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa s enang  mengenai sesuatu, marah  kepada seseorang, ataupun takut  terhadap sesuatu.  Ternyata emosi itu tidak hanya berupa marah loh, ada juga emosi positif yan

Buddy Review Jurnal 1 'Identifikasi Masalah'

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai hai, gimana sudah membaca postingan sebelumnya terkait identifikasi masalah? ada yang relate kah ?,gamifikasi seru kali ini dikelas bunda shalihah adalah " buddy review". Masya Allah ,mendapatkan teman review seperti ini ternyata ada hikmah besar, apa iya ini bagian dari ikhtiar kita agar mampu mencari keping-keping solusi atas masalah yang kita hadapi? atau hadirnya teman review sebagai risalah diri agar lebih semangat menghadapi tantangan? Siapa buddy review saya? beliau adalah Mbak Heru Pratiwi dari regional Karawang, mbak Heru ini juga teman seangkatan saya di kelas bunda produkti dan pernah beberapa kali bersapa. Menuliskan jurnalnya di google doc, berikut ini hasil review saya terhadap jurnal mbak Heru.  Apa yang Sudah Baik di Jurnal Buddy? Menurut saya, mbak Heru sudah mampu menganalisa dengan baik tentang apa masalah yang tengah ia hadapi, sehingga masalah bisa diidentifikasikan dengan jelas.  Masalah yang mbak