Bismillah,
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di Jungle of Knowledge, rimba belantara ilmu dan pengetahuan. Sebelum ulat-ulat yang siap meLAHAP ilmu memulai penjelajahannya . Wah kalimat pembuka di tahapan ini menambah semangat bagi para telur telur yang telah menetas menjadi ulat. Bagaimana tidak, sekarang adalah langkah awal kami bertransformasi menjadi seekor ulat, dimana kami memulai melahap makanan berupa ilmu yang luasnya tak berbatas.
Tahap ini, kami diingatkan untuk membawa ransel sebagai bekal perjalanan yang berisi kompas strong why, peta belajar dan badge kebanggaan sebagai penyemangat untuk menjelajah. Berikut ini ransel yang saya bawa dan siap menjadi saksi perjalanan saya selama di hutan kupu-kupu.
Setelah menyiapkan ransel perjalanan, maka di tahap ulat-ulat ini adalah tahapan dimana para ulat memakan makanan bergizi untuk menutrisi si ulat sebagai bekal menjadi kepompong kelak. Makanan ini berupa ilmu yang dipelajari sesuai dengan peta belajar yang sudah dibuat pada tahap telur-telur. Akan begitu banyak ilmu yang nantinya ditemukan di Jungle of Knowledge ini namun kita harus tetap berpegang teguh pada peta belajar agar tidak justru melahap makanan yang bukan utama,
Jadi, apakah makananku selama sepekan ini ? Yuk kita lihat panduan 1 "Ini Makananku" yang saya beri topik "Jangalah Marah Maka Bagimu Surga".
Manajemen emosi merupakan topik pembelajaran pertama yang harus saya pelajari sesuai peta belajar, karena sesuai kebutuhan maka inilah yang paling penting dan mendesak. Di Pekan ini ternyata saya menemukan begitu luasnya manajemen emosi ini, namun saya memilih dua sumber ilmu diatas sebagai makanan saya di tahap ini.
Berikut ini saya jelaskan garis besar mengenai sumber ilmu yang sudah saya pilih.
1. Buku "Emosi Manusia Dalam Al-Qur'an", karya Prof. Dr. H. Maryuddin Barni, M.Ag
Didalam buku ini dijelaskan begitu detail tentang aspek positif dan negatif emosi dalam Al-qur'an. Dan tentu merupakan pengalaman baru saya mengetahui bahwa emosi pun ada aspek positifnya. hehehe.. yaitu, cinta,gembira dan kekaguman. Sedangkan aspek emosi negatif misalnya, gelisah, marah, panik, sedih, sombong, putus asa dan takut.
Nah, sebagai manusia yang memiliki perasaan tentu dari kita juga memiliki emosi seperti ini, namun apabila emosi negatif tidak diatasi dengan baik maka akan menimbulkan sikap negatif pula. Sehingga perlu adanya pendidikan emosi yang dipelajari guna membatasi emosi negatif tadi agar tidak menimbulkan perilaku dan tindakan yang negatif pula.
Lalu bagaimana upaya kita untuk mengarahkan emosi menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu :
a. Pendidikan Marah
- Pengendalian diri
- Introspeksi diri
- Mengubah posisi
- Berwudhu
- Berdoa
- Marah pada perbuatan maksiat
- Mengaku, akui kalau kita sedang marah kepada Allah, sampaikan bahwa kita kesel dan emosi terhadap sesuatu.Dengan begitu kita akan merasa lega karena tidak lagi memendam perasaan marah tadi.
- Mengangkat, angkatlah emosi tadi dengan berdoa kepada Allah, agar Allah angkat kepada level emosi yang energinya lebih tinggi. Tekniknya misalnya dengan beristighfar, menarik nafas.
- Meminta yang diharapkan, mintalah kepada Allah apa yang kita harapkan.
Note :
Pada kolom "Aku tahu tentang", meskipun tahu tapi belum bisa dikategorikan mahir, hehehe.. karena misalnya seperti berkebun meskipun sudah bertahun-tahun menjalani hobi ini sampai bisa menghasilkan pundi-pundi namun rasanya ilmu yang dimiliki belum cukup, karena perlakuan kepada setiap tanaman hias tidak sama tapi kembali lagi cara belajar sesuai dengan tahapan telu-telurku adalah learning by doing.
Semoga Allah mudahkan langkah kita untuk berproses menjadi cekatan ya mak, Aamiin.
Wassalamualaikum warahamtullahi wabarakatuh,
Maa syaa Allah kereen ...
ReplyDeleteSemangat 👏
Hy mba.. makasih❤️ semangat kita💪
ReplyDelete