Skip to main content

NINETY SECOND RULES (RAHASIA ATURAN 90 DETIK)

Langkah untuk Mengatasi marah adalah menyadari bahwa kemarahan datang dari diri sendiri, kesadaran bahwa setiap kita bertanggung jawab atas emosi kita sendiri bukan orang lain. Bukan justru “you statement” atau menyalahkan orang lain dan menganggap bahwa emosi adalah tanggung jawab orang lain, contoh : “Kamu ga peka !”, “Kamu ga ngerti !” .

Victor frankl dalam buku klasiknya yang berjudul “Man searching for Meaning”, menuliskan makna hidup yang terkenal dengan teori logo terapi yaitu :




Ada dua pilihan ketika kita marah  :

a. Menyalahkan orang lain

b. Meredakan dan bertanggung jawab atas emosi kita

Menurut ilmuwan Jill bolte Taylor dalam bukunya “My Stroke of Insight”, 90 Detik hormon stress ada pada diri maka 90 detik kita tidak berpikir sehat. Jika terus menerus tenggelam maka akan terus berada pada hormon stress.

Jadi, kita harus memberi jeda pada diri ketika emosi datang selama 90 detik, kemudian bersikap tenang dan beri afirmasi positif pada diri bahwa “Ok, saya bisa handle marah ini dan bertanggung jawab pada emosi saya”.

Kalau tidak dilatih, maka akan repetisi pola sehingga kita tidak akan lebih baik.

SEMUA BUTUH PROSES, MAKA LATIHLAH DIRI INI.

Ketika Mau marah >> Cooling down 90 Detik untuk menurunkan hormon stress >> bertanggung jawab pada kemarahan kita.

Dari teori ini, saya kemudian berkomitmen untuk melatih diri ketika mau marah maka saya akan diam sejenak selama 90 detik sambil mengucapkan kalimat thoyyibah tanpa respon apapun, cukup tenang duduk sembari atur nafas.

Saya bertanggung jawab atas emosi saya, bukan suami apalagi anak. Selama ini saya selalu berlebihan dalam berekspetasi, berharap suami dan anak-anak under controll tapi saya harus sadar bahwa tidak semua hal kita sama, tidak perlu meninggikan standar. Emosi saya tanggung jawab saya untuk bisa saya kelola.

Saya mampu mengendalikan emosi dan mengizinkannya perlahan mereda.

Saya Bersyukur, Saya bahagia 


Sumber referensi : 

Channel dr. Jimie Ardian https://www.youtube.com/watch?v=cBP63BOZ6bo


Comments

Popular posts from this blog

With Nona Papua (Kak Vio Fatubun) :*

Puisi Harapan

Seberkas Cahaya Oleh : Bayu Indah Pratiwi Arakan mega tergerai dibatas senja Menyiratkan warna emas nan manja Dalam sujud penuh iba ku menghamba Agar kasih ini berlabuh kepadanya Ku untai aksara mesra tentangnya Mengalun merdu penuh bahagia Aku hanya mampu mengadu pada pemilik cinta Berharap Khalik satukan kita Tirai asa dan cita ku patrikan Mengurai mimpi menjadi nyata Menyulap sepi menjadi riuh tawa Membingkai harapan penuh do'a Agustus 2015 akad terucap dalam khidmat Linangan haru mengalir sesaat Dalam renda cinta yang teramat Dalam bulir kasih yang tersemat Kisah ini anugerah untukku Menyisakan bahagia yang tak lekang oleh waktu Berjelaga dalam hidup yang berliku Menggapai harap di barisan sajakku Kini, izinkan aku menemani hari mu Mengubah gulana menjadi Renjana Memintal intensi hingga tutup usia Merajut harap bercita jannah Wahai Rabb, izinkan aku mencinta Mendamba hasrat halal nan sakinah Beriringan menapaki denyut kehidupan Bersa...

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum ses...