Skip to main content

Yuk, Kenali Emosi !

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

Hari ini di CH GaMa mengadakan BIRU "Bincang Seru" terkait emosi, kali ini materi dipaparkan langsung oleh yang ahli di bidang psikologis yakni Mbak Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi yang juga adalah warga di CH kami .

Sesuai goal kami pada Project Passion yaitu, menjadi ibu bahagia dan mampu cerdas kelola emosi, mengenal emosi dan cara meregulasinya adalah hal yang penting untuk kami pelajari, tak hanya cukup sampai dipelajari, kami pun harus mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, PR besar ini untuk bisa terus istiqomah. 

Yuk, kita kenalan sama yang namanya emosi ini. Jadi Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. 

Ternyata emosi itu tidak hanya berupa marah loh, ada juga emosi positif yang bisa kita rasakan. Gohm dan Clore (dalam Triantoro Safaria) mengemukakan ada dua jenis emosi yaitu emosi positif dan negatif.

1. Emosi positif (emosi yang menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. 

2. Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan) yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya diantaranya adalah sedih, benci, takut, marah dan lain sebagainya.


Diagram tingkat energi


Masya Allah,ternyata tingkatan energi ini juga beragam, jika awalnya rasa putus asa yang kita rasakan tak cepat kita regulasi dengan baik maka bukan tidak mungkin kita akan merasakan murka atau marah. Seringkali, kelelahan karena tugas domestik bagi para ibu juga kemudian tak jarang memantik kita menjadi mudah emosi. Benerkah bu ibu ? It's okey, sekarang kita belajar yuk bagaimana cara meregulasi emosi yang hadir dengan tepat, agar nantinya kita bisa merasa lebih bahagia. 


Jika kita mengalami emosi negatif maka pelajari cara meregulasinya, supaya kita mudah merasakan kepuasan hidup dan kebahagiaan (Gohm & Clore, 2002)

Nah, dari materi ini kemudian kami melanjutkan pembahasan tentang salah satu teknik untuk stabilisasi emosi yaitu Mindful Breathing, teman-teman ada yang sudah pernah mendengar atau bahkan sudah tahu tentang teknik ini ?

Jadi, sesuai namanya mindful breathing ini adalah sadar nafas, wah bagaimana bisa dengan melakukan sadar nafas kita bisa kemudian mengontrol emosi ? Nah, ternyata dengan mempelajari teknik sadar nafas, kita kemudian mampu mengambil jeda sejenak untuk mengontrol pikiran kita / menenangkan pikiran kita. 

Menurut Mbak Elsy Junilia, tujuan melatih diri bernafas dengan maksimal adalah agar segala yang terjadi itu murni penuh kesadaran diri, agar tidak autopilot yang nantinya akan berdampak negatif.

Contoh Kasus :
Seorang anak tanpa sengaja menumpahkan makanan di piring, yang kemudian membuat piring pecah dan makanan berantakan dilantai, padahal Ibunya baru saja selesai mengepel lantai karena sebentar lagi akan ada acara di rumah. 

Apa yang akan ibu-ibu lakukan ?
  • Autopilot ngomel-ngomel sambil melotot ke anak
  • atau Ibu bisa langsung dengan sadar menarik nafas panjang disertai dzikir, kemudian yakinkan diri, tak apa tak sengaja, yuk, kita bereskan bersama. 
Wah, jawab dalam hati aja ya ibu-ibu, saya paham sekali bahwa teori seringkali lebih mudah di ucapkan namun pada prakteknya kita harus ekstra effort. Tapi,bukan tidak mungkin bukan ? 

Masih, ingat teknik ninety second rules? teknik ini saya modifikasi sembari melakukan mindful breathing sembari berdzikir. 

Memang sulit bu ibu, perlu latihan, tak cukup sekali dua kali bahkan tiga kali. Ini berdasarkan pengalaman saya yang Masya Allah, sampai hari ini saya masih terus memperbaiki diri dan melatih diri untuk melakukan teknik ini. Ternyata setelah disadari polanya menurut saya begini :

Emosi Kesal>> Marah >> Menyalahkan orang lain >> Nafas memburu >> Tetiba pusing pengen nangis sembari meratapi >> lelah fisik dan mental >> Masalah makin panjang

atau

Emosi Kesal >> Jeda (sadar nafas sembari dzikir) >> Tenang senyum > Ikhlas memaafkan selesai

Astaghfirullah, maafkan aku wahai diri !

Pola yang sebegitu gampang tentunya perlu dilatih, memang tak mudah, tapi bukan tak mungkin. Bukankah hadiahnya Syurga mak ?

ﻻ تغضب ولك الجنة 
JANGAN MARAH, BAGIMU SURGA

Dalam mempelajari mindful breathing yang perlu kita perhatikan adalah :

1. Menyadari Nafas
2. Teknik
3. Here (disini/ hadir)
4. Memberi perhatian penuh
5. Fokus
6. and now (saat ini)


Teknik Sadar Nafas adalah :


1. Menarik nafas dalam dari hidung dengan perlahan

2. Tahan beberapa detik boleh dengan hitungan 4 4 4 (Tarik nafas 4 detik, tahan nafas 4 detik, kemudian hembuskan 4 detik)

3. Hembuskan perlahan dari mulut

Selama melakukan proses diatas sangat dianjurkan bagi yang muslim agar berdzikir, bisa beristighfar, berta'awudz, tahlil, atau kalimat thoyyibah lainnya. Sembari minta ampun, kita persilahkan emosi ini hadir dalam diri lalu mempersilakannya pergi.

Jika selama ini kita mengambil nafas dari mulut, ternyata tubuh menangkap sinyal bahwa kita dalam keadaan terancam,maka seringkali emosi yang hadir justru malah terpantik.

Ibu-ibu bisa melakukan mindful breathing with dzikr ini ketika selesai shalat dan sebelum tidur sebagai sebuah treatment, agar kita bisa lebih tenang. 

Saya menjadi teringat dengan firman Allah berikut :



Semoga Allah mudahkan kita ya bu ibu, yang lalu mari kita maafkan diri kita kalau pernah melukai anak atau suami dengan emosi, diri kita kan perlu belajar bertumbuh, lalu minta ampunlah kepada Allah, kemudian minta maaflah kepada mereka yang mungkin pernah menjadi 'korban' atas emosi kita. 

Ingatlah Allah maka hati kita akan tenang dan tentram, jangan biarkan celah setan hadir saat kita marah. Diri ini juga masih terus belajar melatih diri agar lebih mampu meregulasi emosi. 

Wah, setelah baca ini kemudian praktek, boleh banget komen ya bu ibu. 


Barakallahu fiikum 

Terimakasih untuk Mbakku Elsy Junilia atas pemaparannya yang gampang banget dicerna.


Sumber referensi :

1. Materi "Yuk, kenali emosi" oleh Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi 

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Emosi

3. Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra. Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. (Jakarta: Bumi Aksara. 2009)

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diha

Buddy Review Jurnal 1 'Identifikasi Masalah'

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai hai, gimana sudah membaca postingan sebelumnya terkait identifikasi masalah? ada yang relate kah ?,gamifikasi seru kali ini dikelas bunda shalihah adalah " buddy review". Masya Allah ,mendapatkan teman review seperti ini ternyata ada hikmah besar, apa iya ini bagian dari ikhtiar kita agar mampu mencari keping-keping solusi atas masalah yang kita hadapi? atau hadirnya teman review sebagai risalah diri agar lebih semangat menghadapi tantangan? Siapa buddy review saya? beliau adalah Mbak Heru Pratiwi dari regional Karawang, mbak Heru ini juga teman seangkatan saya di kelas bunda produkti dan pernah beberapa kali bersapa. Menuliskan jurnalnya di google doc, berikut ini hasil review saya terhadap jurnal mbak Heru.  Apa yang Sudah Baik di Jurnal Buddy? Menurut saya, mbak Heru sudah mampu menganalisa dengan baik tentang apa masalah yang tengah ia hadapi, sehingga masalah bisa diidentifikasikan dengan jelas.  Masalah yang mbak