Skip to main content

Puasa Pekanan #1 Tahap Kepompong

 Bismillah,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Di Tahap kepompong ini selain ada tantangan 30 hari, para kepompong juga diwajibkan berpuasa. Momen yang sangat pas sekali karena bertepatan dengan puasa Ramadhan ya, jadilah para kepompong lebih khusyu’ berpuasa. Puasa apakah yang saya pilih di pekan pertama?

Pada pekan ini saya memilih berpuasa “Overthinking” sebagai satu diantara ikhtiar untuk bisa mengelola emosi negatif dalam diri ini. Berpikir berlebihan ternyata memang sangat menguras energi sekaligus menyebabkan terkadang emosi menjadi tidak terkontrol.

Overthinking adalah tindakan dalam memikirkan masalah, sementara pemecahan masalah melibatkan mencari solusi secara berlebihan. Namun jangan keliru menyamakannya dengan pemikir, orang yang bersikap seperti ini seringkali memikirkan hal-hal yang ringan secara berlebihan juga bukan dengan sebagai sikap kewaspadaan sebelum mengambil keputusan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kekhawatiran atau kecemasan akan suatu hal, mulai dari masalah sepele dalam kehidupan sehari-hari, konflik besar, hingga mempunyai trauma di masa lalu. (Sumber. https://www.gramedia.com/best-seller/overthinking/)

Memiliki bakat perfeksionis dalam diri ternyata juga menjadi salah satu penyebab overthinking. Wah, langsung merasa tersindir saya. Memang benar terkadang sifat perfeksionis ini menuntut saya untuk memastikan segalanya sesuai “jalur” dan harapan, tak jarang jika hasil tidak sesuai dengan ekspektasi maka emosi menjadi meningkat dan akhirnya marah-marah, sedih dan kecewa.

Saya juga menjadi sering mengeluh misalnya, ketika kemauan saya tidak terpenuhi padahal saya sudah memikirkannya dengan matang. Saya sering mengajak sharing Pak Suami untuk menjadi teladan dalam beribadah kepada anak dan melakukan ibadah bersama anak. Tapi kembali saya seharusnya sadar bahwa sebenarnya beliau sudah melakukannya, namun mungkin hanya belum konsisten dan lagi "sesuai" dengan standar saya. 

Karena sikap ovethinking, saya yang memikirkan nanti bagaiamana tumbuh kembang anak kalau peran suami kurang bla bla bla.. padahal saya sadar suami sudah melakukan yang terbaik, paling suka bermain dengan anak, tetapi di mata saya selalu kurang . Astaghfirullah. Saya yang selalu memikirkan masa depan anak, pendidikan anak, ini dan itu terkadang saya kelelahan sendiri. Saya sadar saya tak bisa melakukannya sendiri, saya sampai lupa ada Dia Sang Khaliq yang telah mengatur segalanya, Dia sebaik-baik pengatur takdir buat Makhluknya , kenapa saya mencemaskan dan terlalu berlebihan dalam memikirkan.

Jujur, kelelahan berpikir dan merasa semua harus under controll saya yang sering membuat saya emosi dan tidak mampu mengendalikannya. Namun pada pekan ini saya coba mengontrol pikiran saya, berpuasa untuk berpikir berlebihan. Menyampaikan setiap apa yang saya rasakan kepada suami, harapan saya, doa saya dan semua keinginan saya. Berbeda dengan saya. Pak Suami adalah tipe yang cenderung lebih tenang, legowo dan tidak terlalu berlebihan dalam berpikir. Bahkan sering kali Pak Suami yang mengingatkan saya untuk tenang ,semua akan baik –baik saja, ga usah terlalu jadi beban.

Masya Allah, saya sungguh menyadari sikap overthinking ini seakan mendahului kehendak Allah dan ber-suudzhon (Berprasangka buruk) kepada Sang Pemilik Takdir. Apa yang harus saya pikirkan secara berlebihan ? kenapa saya hanya fokus pada kekhawatiran dan kecemasan akan masa depan yang belum tentu terjadi ? kenapa saya biarkan pikiran saya lelah mengonsep ini dan itu sampai terlupa melibatkan sang khalik. Astaghfirullah.

Mulai saat ini, saya akan lebih bisa berpasrah dan tawakal bukan berarti menyerah namun berpikir secara bahagia dan sadar, bahwa setiap usaha dan proses kelak akan Allah berikan hasil yang baik pula, jika memang kemudian yang diberikan adalah hasil yang menurut kita kurang baik, bisa jadi memang itu yang paling terbaik yang Allah beri. Maka akhirnya kita hanya harus mensyukuri setiap nikmat yang Allah beri.

Jika saat ini saya sering berpikir berlebihan karena merasa kurang puas pada usaha Pak Suami membersamai anak, maka yang harus saya sadari dan yakini, adalah bisa jadi Pak Suami memang sudah sepenuh hati berusaha semampunya dalam membersamai anak-anak, saya nya saja yang kurang bersyukur dan memasang target terlampu tinggi. Mungkin jika saja saya lebih menghargai semua usaha Pak Suami dan tidak berlebihan dalam memikirkannya saya bisa menjadi lebih bahagia, menjadi lebih sabar dan tenang dalam menjalani hari, bisa jadi saya juga tidak kesulitan melakukan 3T (Tarik Nafas, Tersenyum dan Mengucapkan kalimah Thoyyibah) kalau saya mampu sabar.

Masya Allah, saya harus bisa mengontrol pikiran dan diri agar bisa membuat seisi rumah bahagia. Bismillah mudahkan Rabb.

Doa agar diberi ketenangan : 

Allahumma inni as-aluka nafsan bika muthma-innah, tu’minu biliqa-ika wa tardha bi qadha-ika wataqna’u bi ‘atha-ika

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridho dengan kecukupan-Mu, dan merasa cukup dengan pemberianMU.



Wassalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

#latihilmunya30hari #hutankupucekatan #tahapkepompong #institutibuprofesional

 

Comments

Popular posts from this blog

Jurnal 1 Bunda Shalihah "IDENTIFIKASI MASALAH"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bismillah, Masya Allah Tabarakallah rasanya sudah lama tidak menyambangi blog yang berisi perjalanan perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Atas izin Allah saat ini saya memasuki perkuliahan baru di Kampus Ibu Pembaharu yakni jenjang Bunda Shalihah. Sebelumnya, ucapan terima kasih tak terhingga kepada Pak Suami yang telah memberikan ridhonya untuk saya bisa kembali belajar dan bertumbuh di IP. Perjalanan selama enam bulan kedepan dimulai dengan langkah semangat dan sorot mata menantang (akan banyak polisi tidur, batu kerikil dan hujan badai pastinya) tapi yakin, diri ini pasti mampu.  Setelah menyimak highlight materi dari bu Dekan, saya bergegas ke perpustakaan kampus kemudian sembari selonjoran dan mengambil nafas dalam saya mulai membaca dan memahami materi pertama perkuliahan yaitu : Identifikasi Masalah.  Mengutip dari Wikipedia,  Masalah    didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diha

Yuk, Kenali Emosi !

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,  Hari ini di CH GaMa mengadakan BIRU "Bincang Seru" terkait emosi, kali ini materi dipaparkan langsung oleh yang ahli di bidang psikologis yakni Mbak Elsy Junilia S.Psi, M. Psi, Psikologi yang juga adalah warga di CH kami . Sesuai goal kami pada Project Passion yaitu, menjadi ibu bahagia dan mampu cerdas kelola emosi, mengenal emosi dan cara meregulasinya adalah hal yang penting untuk kami pelajari, tak hanya cukup sampai dipelajari, kami pun harus mempraktekkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, PR besar ini untuk bisa terus istiqomah.  Yuk, kita kenalan sama yang namanya emosi ini. Jadi  Emosi  adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.  Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.  Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa s enang  mengenai sesuatu, marah  kepada seseorang, ataupun takut  terhadap sesuatu.  Ternyata emosi itu tidak hanya berupa marah loh, ada juga emosi positif yan

Buddy Review Jurnal 1 'Identifikasi Masalah'

  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai hai, gimana sudah membaca postingan sebelumnya terkait identifikasi masalah? ada yang relate kah ?,gamifikasi seru kali ini dikelas bunda shalihah adalah " buddy review". Masya Allah ,mendapatkan teman review seperti ini ternyata ada hikmah besar, apa iya ini bagian dari ikhtiar kita agar mampu mencari keping-keping solusi atas masalah yang kita hadapi? atau hadirnya teman review sebagai risalah diri agar lebih semangat menghadapi tantangan? Siapa buddy review saya? beliau adalah Mbak Heru Pratiwi dari regional Karawang, mbak Heru ini juga teman seangkatan saya di kelas bunda produkti dan pernah beberapa kali bersapa. Menuliskan jurnalnya di google doc, berikut ini hasil review saya terhadap jurnal mbak Heru.  Apa yang Sudah Baik di Jurnal Buddy? Menurut saya, mbak Heru sudah mampu menganalisa dengan baik tentang apa masalah yang tengah ia hadapi, sehingga masalah bisa diidentifikasikan dengan jelas.  Masalah yang mbak