Bismillah,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hari kedua di tantangan 30 hari tahapan kepompong,
bagaimanakah kabarku? Sudahkan melakukan tantangan untuk selalu melatih
kesadaran sebagai salah satu cara mengelola emosi negatif ? Apa ceritaku hari
ini ?
Yes, sebelumnya mari kita selalu bersyukur atas segala
nikmat yang sudah Allah berikan untuk kita, nikmat yang bahkan jauh lebih
banyak dari yang bisa kita bayangkan. Saya sangat bersyukur hari ini berjalan
dengan baik sesuai dengan harapan, meski ada kejadian yang hampir mengubah mood di pagi hari dan buru-buru
istighfar lalu tersenyum (jangan lupa 3T ya mak, wkwkwk). Kejadian apakah itu ?
Jadi, pagi hari ini saya terbangun kesiangan karena malamnya
anak-anak susah tidur (ini mungkin akan saya jadikan puasa pekanan di tahap
kepompong untuk tidak begadang). Setelah
Pak Suami berangkat kerja dan anak-anak sedang tidur, saya mengeluarkan bahan
makanan yang akan dimasak. Rencananya hari ini akan masak sayur sop dan sotong
goreng tepung.
Setelah sayur sop masak, saya lanjutkan mengaji. Sotong goreng
tepung memang sengaja belum saya masak karena masih sedikit beku dan saya
biarkan di dapur. Saya kembali melanjutkan tilawah sembari mempelajari cara
bacaan Alqur’an Riwayat Warsh di Youtube. Kemudian saya kembali ke dapur dan
melirik plastik diatas sink dimana
sotong itu disimpan. Oh, mungkin masih agak beku, batinku.
Tak lama setelahnya, Khalid anakku yang bungsu memanggil
dari kamar dan saya mengASIhinya sekaligus membangunkan Mbak Kiyya anak
sulungku. Kami pun bercerita dan saling memeluk seperti kebiasaan yang kami
lakukan tiap hari. Setelah membereskan kamar saya bergegas ke dapur dan melihat
plastik yang berisi sotong telah hilang . Saya melihat kearah lain namun nihil,
ternyata saat saya keluar dapur plastik tersebut telah robek dan menyisakan
sotong yang sudah berantakan. Ahhh, ini pasti kucing. Fyuhh... Padahal tinggal
itu stock protein di kulkas, saya menarik nafas panjang dan menghembuskannya
sambil beristighfar.
“Yah, Mbak.. sotong mami dimakan kucing nih. Gpp deh berarti
rejekinya kucing”, sembari memungut sisa plastik dan membuangnya ke tong
sampah.
“Iya, gpp ya mami. Mungkin kucingnya laper”
“Hmmm.. Iya bener” jawabku lemah.
Astagfirullah, Mbak mungkin benar. Ada kucing yang lebih
lapar dibanding kita, yang mungkin memang sudah Allah takdirkan hari ini makan
sotong. Kelalaian mami juga yang lupa menutup pintu dapur. Saya tidak boleh
kecewa, ini masih pagi dan saya harus bahagia agar hari ini berlanjut bahagia.
Akhirnya saya mengikhlaskan dan mencari telur untuk dimasak.
Sadar bahwa semua sudah diatur oleh Allah, saya kembali
mengatur diri untuk bisa tenang dan kembali bahagia. Alhamdulillah, anak-anak
makan lahap meskipun telur dadar yang Insya Allah ada berkahnya.
Siang harinya, saya kontrol pikiran saya untuk bisa
berbicara lembut dan tidak berteriak. Saat Khalid dan Kiyya rebutan balon, saat
keduanya menginginkan satu mainan untuk dimainkan bersamaan namun tidak ingin
bergantian. Disini tantangan ibu-ibu yang memang akan selalu ada setiap hari. I
am Proud of You Mom !
Saya berbicara pelan dan menggunakan metode Magic 1,2,3
namun mereka masih berteriak dan suara saya semakin kalah dengan teriakan
Khalid, saya pun mendatangi mereka, sembari mencontohkan cara meminjam mainan
dengan pelan kepada Mbak dan akhirnya mereka mau bergantian. Aah.. andai setiap
hari semudah ini kalian berdamai nak. Mungkin emosi mamak tidak akan memuncak
seperti puncak everest. Haha..
Baiklah, tetap 3 T (Tarik Nafas, Tersenyum dan Ucapkan
kalimah Thoyyibah), saya ga mau membiarkan setan mengambil kesempatan saat
emosi mamak naik, saya tak ingin hati anak-anak terluka dengan ucapan dan
kata-kata yang kasar. Meski intonasi suara masih kuat namun ini lebih baik dari
pada berteriak.
Lalu, Alhamdulillah hari ini saya bisa berolahraga 25 Menit
di pagi hari, seperti biasa Khalid selalu ikut serta, meskipun gerakannya
menjadi terbatas tapi cukup membuatnya bahagia dan membuat pinggang mamak encok
karena dia naik kepunggung, kwkwkw.. Lumayan sekalian angkat berat ya. Saya tidak
menargetkan gerakan yang benar banget, yang terpenting tubuh bergerak sembari berlari
dan bermain dengan si bungsu.
Bismillah, wahai diri. Kamu lebih baik dari hari kemari,
kamu bisa kendalikan mood mu menjadi kembali bahagia saat pagi hari. Kamu
hebat. Yuk besok lebih baik lagi, suaranya dilembutkan lagi dan senyum lebih
diseringkan lagi. Kan sayang Allah udah ciptakan lesung pipi tapi kamunya
cemberut terus.
Kamu bisa !
Wasssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Comments
Post a Comment