Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Masya Allah sudah tantangan hari ke-14, yang berarti besok adalah tantangan hari terakhir. apa Kabar para ibu yang senantiasa dalam lindungan Allah ?
Sudah makan malam kah ibu?
Nikmat hqq adalah makan dengan tenang tanpa diganggu si buah hati ya bu? Tapi bu.. biar lah sebentar waktu kita terganggu oleh tingkah lucu ananda, karena tak lama lagi kelak mereka mandiri maka gantian kita yang rindu kepada mereka.
Hari ini jadwalnya saya liqo’dan saya adalah satu-satunya anggota liqo’ yang paling muda, karena rata-rata teman liqo’ saya sudah seumuran mama saya. Saya bersyukur Allah berikan kesempatan bertholabul ilmi bersama mereka. Setelah liqo’ saya sempat ngobrol sama salah satu teman saya.
Dan ia bercerita bahwa ada rasa kekecawaan karena dulu saat membersamai anak disambi bekerja diluar, menjadi sosok ibu yang tegas dan memaksa kehendak anak, beliau memberi nasihat ke saya agar saya lebih sabar dan tenang dalam mendidik dan membesarkan anak.
Hal ini begitu melekat di kalbu saya karena saya kini tengah memperbaiki diri menjadi lebih baik. Masa terbaik ini akan saya manfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan memori indah buat anak-anak saya. Saya ingin belajar dari teman saya bahwa penyesalan dalam mendidik anak sangat merugikan baik bagi saya terlebih buat anak saya.
(Sebelumnya mamak minta maaf selama mengaji tidak mendokumentasikan foto karena riweh sama tantangan drama hari ini hehehe)
Baiklah, jadi hari ini karena liqo’nya dekat saya mengajak anak saya untuk naik angkot saja. Dan selama di angkot Mbak Kiyya sangat excited dan tenang. Saya ingin mengajarkan kepadanya untuk menggunakan angkutan umum
Namun, saat saya sedang fokus mendengarkan materi, Mbak Kiyy rewel meminta jajan .
“Mi... ayoklah beli eskrim”
“Sabar sayang, nanti pulang ya” (saat itu memang sedang terik, Mbak Kiyya kepanasan dan bosan jadi akhirnya ia rewel)
“Ga mau mi.. sekarang.. “ (ia pun merengek dan mengganggu majelis)
(Saya mencoba mengendalikan emosi dan memeluknya)
“Mii.. ayok lah” (kali ini merengek lebih kuat dan menangis)
(Saya menghargai majelis yang ada,jadi membawa anak saya keluar)
“Mbak, kenapa rewel?”
“Maaf mi, mau es krim”
“Mbak kan biasanya baik dan shalihah kalau mami mgaji?”
“Iya mi.. “
(Qadarullah ada tukang es krim lewat, saya pun langsung membelikannya)
“Setelah ini yang tenang ya ngajinya?”
“Iya mi.. maaf mi”
Saya yang biasanya menggunakan kaidah komunikasi produktif berjalan lancar, hari ini menjadi tantangan yang lebih besar. Mbak Kiyya tetap teguh pada kemauannya meski sudah saya bujuk.
Saat tengah berada di majelis, saya berusaha menjaga kekhusyukan majelis.
Saya pun akhirnya mengajak Mbak Kiyya turun dan mengikuti kemauannya.
Setelah membelikannya es krim saya mengajaknya mengobrol.
“Mbak, mami mau mbak tenang kalau ikut mami ngaji”
“Iya mi.. maaf ya mi”
“Seperti biasa kalau mbak tenang mami kan senang. Kalau kayak tadi Mbak rewel mami sedih”
(Saya sampaikan keinginan dan harapan saya kepadanya)
“Sekarang kita ngaji lagi ya, mbak kiyya yang baik ya?”
“Oke mi.. makasih mi”
Saya menyadari ada kalanya saya tidak bisa memaksakan anak mengerti dan harus mengikuti aturan kota secara tegas. Meskipun ini saya ajarkan ke Mbak Kiyya bahwa tidak semua kemauannya bisa terpenuhi saat itu. Tapi evaluasi saya adalah mungkin kondisi Mbak Kiyya yang kurang nyaman karena tidak ada kawan bermain selama saya mengaji selain itu karena kami mengaji dilantai 2 jadi ruang gerak Mbak Kiyya terbatas. Maaf ya nak, mbak Kiyya jadi ndak nyaman selama mami mgaji.
Kemudian kami melanjutkan ngaji dan Alhamdulillah Mbak Kiyya bisa lebih tenang sampai liqo’ selesai. Terimakasih ya nak.
#hari14
#gamelevel1
#tantangan10hari
#tantangan15hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Masya Allah sudah tantangan hari ke-14, yang berarti besok adalah tantangan hari terakhir. apa Kabar para ibu yang senantiasa dalam lindungan Allah ?
Sudah makan malam kah ibu?
Nikmat hqq adalah makan dengan tenang tanpa diganggu si buah hati ya bu? Tapi bu.. biar lah sebentar waktu kita terganggu oleh tingkah lucu ananda, karena tak lama lagi kelak mereka mandiri maka gantian kita yang rindu kepada mereka.
Hari ini jadwalnya saya liqo’dan saya adalah satu-satunya anggota liqo’ yang paling muda, karena rata-rata teman liqo’ saya sudah seumuran mama saya. Saya bersyukur Allah berikan kesempatan bertholabul ilmi bersama mereka. Setelah liqo’ saya sempat ngobrol sama salah satu teman saya.
Dan ia bercerita bahwa ada rasa kekecawaan karena dulu saat membersamai anak disambi bekerja diluar, menjadi sosok ibu yang tegas dan memaksa kehendak anak, beliau memberi nasihat ke saya agar saya lebih sabar dan tenang dalam mendidik dan membesarkan anak.
Hal ini begitu melekat di kalbu saya karena saya kini tengah memperbaiki diri menjadi lebih baik. Masa terbaik ini akan saya manfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan memori indah buat anak-anak saya. Saya ingin belajar dari teman saya bahwa penyesalan dalam mendidik anak sangat merugikan baik bagi saya terlebih buat anak saya.
(Sebelumnya mamak minta maaf selama mengaji tidak mendokumentasikan foto karena riweh sama tantangan drama hari ini hehehe)
Baiklah, jadi hari ini karena liqo’nya dekat saya mengajak anak saya untuk naik angkot saja. Dan selama di angkot Mbak Kiyya sangat excited dan tenang. Saya ingin mengajarkan kepadanya untuk menggunakan angkutan umum
Namun, saat saya sedang fokus mendengarkan materi, Mbak Kiyy rewel meminta jajan .
“Mi... ayoklah beli eskrim”
“Sabar sayang, nanti pulang ya” (saat itu memang sedang terik, Mbak Kiyya kepanasan dan bosan jadi akhirnya ia rewel)
“Ga mau mi.. sekarang.. “ (ia pun merengek dan mengganggu majelis)
(Saya mencoba mengendalikan emosi dan memeluknya)
“Mii.. ayok lah” (kali ini merengek lebih kuat dan menangis)
(Saya menghargai majelis yang ada,jadi membawa anak saya keluar)
“Mbak, kenapa rewel?”
“Maaf mi, mau es krim”
“Mbak kan biasanya baik dan shalihah kalau mami mgaji?”
“Iya mi.. “
(Qadarullah ada tukang es krim lewat, saya pun langsung membelikannya)
“Setelah ini yang tenang ya ngajinya?”
“Iya mi.. maaf mi”
Saya yang biasanya menggunakan kaidah komunikasi produktif berjalan lancar, hari ini menjadi tantangan yang lebih besar. Mbak Kiyya tetap teguh pada kemauannya meski sudah saya bujuk.
Saat tengah berada di majelis, saya berusaha menjaga kekhusyukan majelis.
Saya pun akhirnya mengajak Mbak Kiyya turun dan mengikuti kemauannya.
Setelah membelikannya es krim saya mengajaknya mengobrol.
“Mbak, mami mau mbak tenang kalau ikut mami ngaji”
“Iya mi.. maaf ya mi”
“Seperti biasa kalau mbak tenang mami kan senang. Kalau kayak tadi Mbak rewel mami sedih”
(Saya sampaikan keinginan dan harapan saya kepadanya)
“Sekarang kita ngaji lagi ya, mbak kiyya yang baik ya?”
“Oke mi.. makasih mi”
Saya menyadari ada kalanya saya tidak bisa memaksakan anak mengerti dan harus mengikuti aturan kota secara tegas. Meskipun ini saya ajarkan ke Mbak Kiyya bahwa tidak semua kemauannya bisa terpenuhi saat itu. Tapi evaluasi saya adalah mungkin kondisi Mbak Kiyya yang kurang nyaman karena tidak ada kawan bermain selama saya mengaji selain itu karena kami mengaji dilantai 2 jadi ruang gerak Mbak Kiyya terbatas. Maaf ya nak, mbak Kiyya jadi ndak nyaman selama mami mgaji.
Kemudian kami melanjutkan ngaji dan Alhamdulillah Mbak Kiyya bisa lebih tenang sampai liqo’ selesai. Terimakasih ya nak.
#hari14
#gamelevel1
#tantangan10hari
#tantangan15hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Comments
Post a Comment