Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah Masya Allah hari ini tantangan terakhir di Game Level 1 Bunda Sayang yang berjudul “Komukasi Produktif”. Kaidah yang dianjurkan agar bisa memperoleh sebuah komunikasi produktif sangatlah penting dilakukan. Setelah menjalani tntangan ini selama lebih dari 2 pekan saya pun mulai terbiasa mempraktekkannya dengan partner kecil saya. Tentunya dengan harapan setiap saya ngobrol atau memberi nasihat kepada putri saya dapat diingat dan dilakukannya dengan baik, begitupun buat saya agar selalu bisa mengendalikan emosi saat berinteraksi dengan putri saya dan bisa lebih tenang ketika ada tantangan di hari - hari saya.
Oyaa.. sampai lupa menyapa para ibu pejuang dan pembelajar nih, hehehe
Apa kabar para ibu ? Gimana hari kamis manisnya ? Semoga Selalu diberi kelimpahan rahmat oleh Allah ya ibu ibu .. Semangat terus kita memperbaiki diri agar bisa lebih baik ya bu..
Hari ini seperti biasa jadwal saya tahsin, setelah kemarin ada drama yang dilakukan oleh putri saya. Maka hari ini sebelum saya berangkat saya memberikannya nasihat.
“Mbak, semalam mami sedih karena mbak rewel Pas ngaji, sekarang Mbak mau ikut mami atau dirumah?” (Saya memberikannya pilihan)
“Ikut mi.. mau ikut mami”
“Kalau mau ikut Mbak janji harus tenang dan baik ya?” (Saya sampaikan keinginan saya dengan informasi singkat dan jelas)
“Iya mi.. Mbak baik mi”
“Pinter, kalau gitu sekarang siap-siap ya”
“Oke bos..”
Selama diperjalanan ia menemani saya menyetir mobil, sambil saya ingatkan is kembali untuk jadi anak dhalihah pintar selama mengaji.
Alhamdulillah selama mengaji Mbak Kiyya berakhlaq baik, namun saat tengah bermain bersama. Mbak Kiyy- ingin meminjam mainan teman tersebut.
“Mi.. mau pinjam ..
“Coba bilang ke abangnya, pinjam mainannya”
“Dek nao. pinjam ya”
(Namun abang itu tidak memberikannya mainan tersebut)
“Mi.. mau mainan mi”
“Sayang, temannya belum mau pinjamin, gpp main yang lain dulu ya. Nanti kalau udah boleh dipinjam mbak pakai”
(Mbak kiyya pun mendengarkan arahan saya)
Namun, tak lama ketika mbak kiyya main, temannya tersebut mau mengambil mainan Mbak Kiyya tanpa permisi. Dan Mbak Kiyya tidak mengizinkan. (Saya sadari anak saya mencontoh perlakuan temannya sebelumnya) dan akhirnya temannya menangis dan tantrum.
“Mbak Kiyya boleh pinjamin temannya mainan?”
“Enggak mi.. ini punya mbak.. dia kan sudah punya” (sambil mempertahankan mainannya)
“Mbak ga mau berbagi sebentar?”
“Enggak mau mi.. (merengek dan mencoba mempertahankan miliknya)
“Ya udah oke nak” (saya menghargai Mbak Kiyya untuk mempertahankan barang miliknya dan belum mau meminjamkan untuk temannya , padahal mbak kiyya termasuk anak yang berempati tinggi dan selalu mudah berbagi, tapi kali ini saya hargai Mbak Kiyya untuk tidak meminjamkan mainannya kepada. Temannya. Yang saya fikirkan adalah ada saatnya anak harus mampu mempertahankan kepemilikan barangnya dan berhak meminjamkan kepada siapa yang ia kehendaki”
Saat perjalanan pulang saya mencoba mencari tahu kenapa Mbak Kiyya tidak meminjamkan mainannya tadi.
“Nak, makasih ya tadi sudah temani mami ngaji dan baik selama disana”
“Iya mi.. sama-sama mi”
“Oya, kenapa tadi Mbak ga mau berbagi sama teman mbak?”
“Iya ga mau mi, dia tadi ga mau gantian main. Kan sudah pegang mainan mobil-mobilan. mbak cuma satu aja mainanya” (terlihat sedih dan agak merengek)
“Sayang.. jangan sedih ya kalau ada teman yang ga mau berbagi, Mbak kan bisa main yang lain. lihat tadi temannya nangis rewel kan?
“Iya mi.. “
“Besok lagi Mbak Berbagi mainan ya sayang, main sama- sama”
“Enggak mau mi” (masih sedih dan mencoba tetap mempertahankan keinginanya)
“Gpp kalau belum mau berbagi tadi, tapi kalau mbak mau berbagi pasti nanti allah sayang, jadi mainannya banyak”
“Iya ya mi?”
“Iya sayang.. Allah sayang sama anak baik mau berbagi.. mami pun juga sayang”
“Mbak juga sayang mami”
“Pinter... “
Tosss...
Kesimpulannya dari komunikasi Produktif kali ini adalah :
1. Saya menghargai Mbak Kiyya ketika tidak ingin meminjamkan mainannya, namun saya tetap menasihatinya dengan memberikan pengalaman, bahwa Allah menyayangi anak yang mau berbagi.
2. Memberikan informasi jelas dan singkat
3. Memberikan pujian dan kritikan dengan jelas
Terimakasih untuk kerja sama di game level 1 yang sudah lebih 2 pekan ini ya Partner mami.
Kita pasti bisa lebih produktif lagi dalam berkomunikasi.
Dan tentunya mami semakin bisa mengendalikan empsi dan berintonasi dengan lembut dan ramah
Barakallah ya sayang mami “Kiyya Almahyra Wongkar”
#hari15
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#tantangan15hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Alhamdulillah Masya Allah hari ini tantangan terakhir di Game Level 1 Bunda Sayang yang berjudul “Komukasi Produktif”. Kaidah yang dianjurkan agar bisa memperoleh sebuah komunikasi produktif sangatlah penting dilakukan. Setelah menjalani tntangan ini selama lebih dari 2 pekan saya pun mulai terbiasa mempraktekkannya dengan partner kecil saya. Tentunya dengan harapan setiap saya ngobrol atau memberi nasihat kepada putri saya dapat diingat dan dilakukannya dengan baik, begitupun buat saya agar selalu bisa mengendalikan emosi saat berinteraksi dengan putri saya dan bisa lebih tenang ketika ada tantangan di hari - hari saya.
Oyaa.. sampai lupa menyapa para ibu pejuang dan pembelajar nih, hehehe
Apa kabar para ibu ? Gimana hari kamis manisnya ? Semoga Selalu diberi kelimpahan rahmat oleh Allah ya ibu ibu .. Semangat terus kita memperbaiki diri agar bisa lebih baik ya bu..
Hari ini seperti biasa jadwal saya tahsin, setelah kemarin ada drama yang dilakukan oleh putri saya. Maka hari ini sebelum saya berangkat saya memberikannya nasihat.
“Mbak, semalam mami sedih karena mbak rewel Pas ngaji, sekarang Mbak mau ikut mami atau dirumah?” (Saya memberikannya pilihan)
“Ikut mi.. mau ikut mami”
“Kalau mau ikut Mbak janji harus tenang dan baik ya?” (Saya sampaikan keinginan saya dengan informasi singkat dan jelas)
“Iya mi.. Mbak baik mi”
“Pinter, kalau gitu sekarang siap-siap ya”
“Oke bos..”
Selama diperjalanan ia menemani saya menyetir mobil, sambil saya ingatkan is kembali untuk jadi anak dhalihah pintar selama mengaji.
Alhamdulillah selama mengaji Mbak Kiyya berakhlaq baik, namun saat tengah bermain bersama. Mbak Kiyy- ingin meminjam mainan teman tersebut.
“Mi.. mau pinjam ..
“Coba bilang ke abangnya, pinjam mainannya”
“Dek nao. pinjam ya”
(Namun abang itu tidak memberikannya mainan tersebut)
“Mi.. mau mainan mi”
“Sayang, temannya belum mau pinjamin, gpp main yang lain dulu ya. Nanti kalau udah boleh dipinjam mbak pakai”
(Mbak kiyya pun mendengarkan arahan saya)
Namun, tak lama ketika mbak kiyya main, temannya tersebut mau mengambil mainan Mbak Kiyya tanpa permisi. Dan Mbak Kiyya tidak mengizinkan. (Saya sadari anak saya mencontoh perlakuan temannya sebelumnya) dan akhirnya temannya menangis dan tantrum.
“Mbak Kiyya boleh pinjamin temannya mainan?”
“Enggak mi.. ini punya mbak.. dia kan sudah punya” (sambil mempertahankan mainannya)
“Mbak ga mau berbagi sebentar?”
“Enggak mau mi.. (merengek dan mencoba mempertahankan miliknya)
“Ya udah oke nak” (saya menghargai Mbak Kiyya untuk mempertahankan barang miliknya dan belum mau meminjamkan untuk temannya , padahal mbak kiyya termasuk anak yang berempati tinggi dan selalu mudah berbagi, tapi kali ini saya hargai Mbak Kiyya untuk tidak meminjamkan mainannya kepada. Temannya. Yang saya fikirkan adalah ada saatnya anak harus mampu mempertahankan kepemilikan barangnya dan berhak meminjamkan kepada siapa yang ia kehendaki”
Saat perjalanan pulang saya mencoba mencari tahu kenapa Mbak Kiyya tidak meminjamkan mainannya tadi.
“Nak, makasih ya tadi sudah temani mami ngaji dan baik selama disana”
“Iya mi.. sama-sama mi”
“Oya, kenapa tadi Mbak ga mau berbagi sama teman mbak?”
“Iya ga mau mi, dia tadi ga mau gantian main. Kan sudah pegang mainan mobil-mobilan. mbak cuma satu aja mainanya” (terlihat sedih dan agak merengek)
“Sayang.. jangan sedih ya kalau ada teman yang ga mau berbagi, Mbak kan bisa main yang lain. lihat tadi temannya nangis rewel kan?
“Iya mi.. “
“Besok lagi Mbak Berbagi mainan ya sayang, main sama- sama”
“Enggak mau mi” (masih sedih dan mencoba tetap mempertahankan keinginanya)
“Gpp kalau belum mau berbagi tadi, tapi kalau mbak mau berbagi pasti nanti allah sayang, jadi mainannya banyak”
“Iya ya mi?”
“Iya sayang.. Allah sayang sama anak baik mau berbagi.. mami pun juga sayang”
“Mbak juga sayang mami”
“Pinter... “
Tosss...
Kesimpulannya dari komunikasi Produktif kali ini adalah :
1. Saya menghargai Mbak Kiyya ketika tidak ingin meminjamkan mainannya, namun saya tetap menasihatinya dengan memberikan pengalaman, bahwa Allah menyayangi anak yang mau berbagi.
2. Memberikan informasi jelas dan singkat
3. Memberikan pujian dan kritikan dengan jelas
Terimakasih untuk kerja sama di game level 1 yang sudah lebih 2 pekan ini ya Partner mami.
Kita pasti bisa lebih produktif lagi dalam berkomunikasi.
Dan tentunya mami semakin bisa mengendalikan empsi dan berintonasi dengan lembut dan ramah
Barakallah ya sayang mami “Kiyya Almahyra Wongkar”
#hari15
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#tantangan15hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Comments
Post a Comment